Lokal Populer
Pemulihan Ekonomi Dampak Covid-19 Serta Tantangan Kondisi Global yang Semakin Tidak Menentu
untuk mendorong capaian target sampai dengan tahun 2025, Gubernur Kalbar menyampaikan tiga langkah strategis yang dapat dilakukan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji memimpin Pertemuan para Gubernur, Menteri Besar dan Kepala Daerah (CMGLF) yang ke-4, sebagai rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 berlangsung digelar Hotel Qubu Resort, Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Dalam pertemuan itu, Gubernur Kalbar didampingi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi memimpin jalannya pertemuan dengan dihadiri oleh seluruh kepala daerah atau perwakilan dari semua wilayah yang masuk dalam kerja sama.
"Pertemuan antar pemimpin daerah BIMP EAGA ini terakhir kali diadakan pada tahun 2008 lalu di Makassar, Sulawesi Selatan,”ujar Sutarmidji.
Ia mengatakan pemulihan dari dampak COVID-19 serta tantangan kondisi global yang semakin tidak menentu menjadi latar belakang pengaktifan kembali forum kerja sama antar pemerintah daerah ini.
• Airlangga Hartarto Pimpin Rapat Koordinasi Tim Penanganan Inflasi Pusat dan Daerah
Terutama untuk memperkuat kerja sama dalam program-program konkret yang dapat memberi manfaat langsung kepada pemulihan ekonomi daerah dan masyarakat.
Hal ini juga sejalan dengan hasil Mid-Term Review (MTR) BIMP-EAGA VIsion 2025 (BEV 2025) yang salah satunya merekomendasikan penguatan institusi, termasuk melalui penguatan partisipasi pemerintah daerah untuk implementasi BEV 2025 yang lebih komprehensif.
Lebih lanjut untuk mendorong capaian target sampai dengan tahun 2025, Gubernur Kalbar menyampaikan tiga langkah strategis yang dapat dilakukan.
Pertama, mengidentifikasi dan memprioritaskan proyek-proyek yang konkret dan berdampak langsung pada masyarakat.
Beberapa sektor strategis untuk dikolaborasikan antara lain adalah sektor pariwisata, pertanian, energi, serta perdagangan dan investasi. Kedua, penguatan mekanisme kolaborasi seluruh elemen dalam kerja sama.
"Pelibatan seluruh elemen dalam BIMP-EAGA termasuk sektor swasta akan menjadi kunci terlaksananya implementasi yang komprehensif dan efektif. Ketiga, penguatan mekanisme evaluasi berbagai proyek yang ada untuk memastikan pelaksanaan inisiatif berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan,"tegasnya.
Para perwakilan yang hadir dalam forum sepakat bahwa kerja sama sub-kawasan BIMP-EAGA harus memainkan perannya sebagai “building block” bagi integrasi ekonomi di kawasan yang lebih luas di ASEAN.
Ia mengatakan bahwa daerah harus menjadi motor penggerak utama dalam kerja sama sub-kawasan, di mana pemerintah daerah berperan sebagai fasilitator dan dunia usaha sebagai implementator akan mendapatkan manfaat nyata dari pelaksaaan berbagai program.
“Maka dari itu, untuk mendukung berbagai langkah tersebut, para pemimpin daerah serta perwakilan lembaga mitra mendukung inisiatif revitalisasi CMGL-F, sebagai wadah bagi para pemimpin daerah untuk saling berbagi inisiatif dan berkolaborasi merealisasikan potensi-potensi proyek pembangunan kawasan,"ujarnya.
Terkait hal ini, perwakilan dari Filipina turut menyampaikan perlunya kerja sama dalam kerangka BIMP-EAGA juga dapat diperluas hingga menjangkau pemangku kepentingan lain di luar pemerintah maupun pelaku usaha, seperti parlemen.
Gubernur juga menyampaikan contoh konkret kerja sama dalam kerangka BIMP-EAGA yaitu Interkoneksi Listrik dengan kapasitas 300 MW dan mengaliri setidaknya 10.000 rumah tangga.
Kedepan, akan didorong kerja sama di perbatasan Entikong-Tebbedu berupa Special Border Economic Zone maupun kerja sama di perbatasan lain seperi Nanga Badau dan Aruk.
“Saya yakin bahwa forum ini apabila dimanfaatkan dengan baik akan turut mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Oleh sebab itu penguatan kelembagaan forum ini harus diupayakan. Kita perlu menyusun rencana kerja strategis ke depan untuk memanfaatkan kerangka kerja sama BIMP-EAGA,”ujar Gubernur Kalbar.
Sebagai penutup, pertemuan menyepakati pelaksanaan the 5th CMLGF selanjutnya di Brunei Darussalam pada tahun 2023.
Turut hadir dalam pertemuan ini, Senior Official dan National Secretariat dari seluruh negara anggota BIMP-EAGA serta perwakilan dari BIMP-EAGA Business Council (BEBC) dan ADB.
Turut mendampingi Gubernur Kalbar sebagai Delegasi Ri adalah Dubes Indonesia di Bandar Seri Begawan, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian selaku Senior Official, Sekda Kalbar, Sekda Kaltim dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Subregional selaku National Sekretariat.
Dorong Peningkatan Daya Saing
Perkembangan kondisi global saat ini masih diliputi krisis multidimensional sebagai dampak pandemi Covid-19, penajaman konflik geopolitik, krisis energi dan pangan, hingga perubahan iklim.
Dalam hal ini diperlukan kestabilan kondisi di kawasan serta subkawasan agar tidak menimbulkan gejolak yang semakin dalam sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian global.
“Untuk menjaga stabilitas dan daya saing kawasan, BIMP EAGA perlu untuk semakin proaktif di tengah dinamika arsitektur kawasan Indo-Pasifik,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Chair Senior Officials BIMP-EAGA, Edi Prio Pambudi, ketika memimpin Senior Officials Meeting (SOM) ke-30 BIMP EAGA yang digelar di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis 24 November 2022.
Indonesia tahun ini menerima estafet Keketuaan dalam BIMP EAGA dari Filipina dan akan menjadi Ketua untuk periode 2022-2023 dengan mengusung tema “Peningkatan Daya Saing dan Ketahanan Iklim Subkawasan”.
Pasalnya di subkawasan masih terdapat beberapa isu yang perlu mendapat perhatian lebih jauh, antara lain ketahanan pangan, serta ketahanan energi melalui penguatan konektivitas.
Lebih lanjut, disampaikan Deputi Edi bahwa BIMP EAGA juga perlu meningkatkan kerja sama dengan kerja sama subkawasan seperti Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Greater Mekong Subregion (GMS) untuk meningkatkan peran ASEAN dalam arsitektur kawasan.
Isu lain yang dibahas yakni hasil BIMP-EAGA Vision 2025 (BEV 2025) Mid Term Review (MTR) dilihat dari aspek transportasi, ICT, fasilitasi perdagangan dan investasi, energi, agribisnis, serta pariwisata. Terkait pencapaian Visi 2025, diperlukan penguatan institusi kelembagaan dalam implementasi hasil MTR.
“Saya mendukung perubahan nomenklatur Trade Investment Facilitation Cluster menjadi Trade Investment Promotion and Enterprises Development Cluster, serta pembentukan Working Group on Youth and Sports Development dan Working Group on Security,” ucap Deputi Edi.
Dalam BIMP-EAGA sendiri terdiri dari 8 klaster dan pada pertemuan kali ini masing-masing Ketua Klaster menyampaikan laporan perkembangan serta capaian kerja mereka.
Beberapa capaian penting klaster pada 2022 antara lain mengenai penyelesaian lima proyek transportasi laut di sektor transportasi, perluasan akses jaringan broadband berbasis satelit hingga menjangkau wilayah rural EAGA dengan target 100 persen di 2025, penyelesaian proyek HVTL Tanjung Redep-Tanjung Selor, finalisasi inisiatif One Borneo Quarantine, eksplorasi potensi baru sentra produksi rumput laut dan sapi, serta inisiatif green cities di Kendi dan Kota Kinabalu.
Beberapa agenda yang menjadi highlight dalam pembahasan yakni tentang pembukaan kembali rute darat, udara, dan perairan pasca pandemi dalam rangka mendukung aktivitas perdagangan dan pariwisata; optimalisasi potensi produksi pangan di area EAGA untuk meningkatkan ketahanan pangan; serta integrasi energi listrik dan kerja sama pengembangan sumber energi terbarukan lintas batas untuk mendorong keamanan energi di subkawasan.
Pelaku usaha sebagai motor penggerak utama kerja sama BIMP-EAGA didorong berperan lebih besar untuk mendukung integrasi ekonomi di area EAGA.
“Sektor privat adalah pendorong utama pertumbuhan EAGA melalui penciptaan lapangan kerja di kawasan. Sementara itu, Pemerintah perlu menjembatani kolaborasi G-to-B agar hubungan B-to-B dapat berkembang dan sektor sektor privat mampu mengoptimalkan potensinya,” jelas Deputi Edi.
Deputi Edi pun mengapresiasi dukungan dari Asian Development Bank (ADB) dan Sekretariat ASEAN terhadap BIMP-EAGA melalui penguatan kapasitas dan asistensi teknis lainnya.
Secara khusus, dia juga mengharapkan agar dukungan kedua lembaga mitra tersebut di masa depan dapat diarahkan untuk memperkuat sistem dan pengelolaan infrastruktur Kawasan.
Tujuannya untuk mendorong terciptanya seamless connectivity and movement untuk rantai suplai perdagangan.
Setelah menutup pertemuan, Deputi Edi Pambudi mengajak para Pejabat Senior BIMP-EAGA melakukan kunjungan ke Data Analytic Room (DAR) dan diterima oleh Gubenur Kalimantan Barat Sutarmidji.
Pembangunan DAR ini bertujuan menyediakan ruang penyajian data pembangunan sebagai dasar perencanaan dan kebijakan Pemerintah serta mendukung pengambilan keputusan oleh pimpinan.
DAR ini juga merupakan satu keluaran dari inisiasi Satu Data Kalbar yang dikelola melalui proses integrasi data dan penyediaan data terbuka.
Sebagai catatan, pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 yang dilaksanakan pada 23-26 November 2022.
Pertemuan dihadiri oleh Pejabat Senior dari semua Negara Anggota BIMP-EAGA, ADB, Sekretariat ASEAN, BIMP Facilitation Centre (BIMP FC), dan BIMP-EAGA Business Council (BEBC).