Breaking News

Sutarmidji: Malaysia Minta Rute Pesawat Kuching-Pontianak dan Kuala Lumpur-Pontianak Dihidupkan Lagi

Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan, dalam pertemuan tersebut setidaknya ada tujuh isu strategis yang menjadi fokus bahasan mulai dari pariwisata, e

YouTube.com/Tribun Pontianak
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji saat memberikan keterangan ke wartawan usai menghadiri HUT RSUD Soedarso pada Kamis 24 November 2022 sore. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-25 Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines, East ASEAN Growth Area ( BIMP EAGA ) tahun 2022 yang digelar di Kalbar sudah berlangsung selama dua hari. Berbagai acara pertemuan sudah mulai dilaksanakan untuk pembahasan berbagai isu strategis antarnegara.

Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengatakan dalam pertemuan tersebut setidaknya ada tujuh isu strategis yang menjadi fokus bahasan mulai dari pariwisata, ekonomi, perdagangan, industri, kelistrikan, dan lingkungan.

“Kita tidak bicara hanya untuk Kalbar saja, tapi bicara tentang Indonesia terutama anggota dari BIMP EAGA ini. Saya rasa itu akan dibicarakan di tingkat Eselon I,” ujar Sutarmidji saat ditemui di RSUD Soedarso Pontianak, Kamis 24 November 2022.

Setelah ada kesepakatan baru lah nantinya akan diketok sebagai pedoman kerjasama selama setahun ke depan pada Sabtu (26/11) nanti. Sebelumnya, ada satu akademisi di Kalbar yang mengatakan untuk saat ini yang mendesak adalah pembangunan run way Bandara Supadio. Midji mengatakan terkait run way atau landasan pacu merupakan urusan Menteri Perhubungan.

“Nambah 350 meter saja susah dan lamanya bertahun-tahun. Tapi kenapa daerah lain, setahun, dua tahun bisa selesai. Ini kan kerjaannya Menhub. Artinya kalau mau dibangun ya dibangun jangan lama-lama. Kalau tidak ya tidak usah, supaya orang tidak berharap,” tegas Midji.

Edi Kamtono Ajak Tamu BIMP-EAGA Eksplor dan Nikmati Suasana Keindahan Kota Pontianak

Daya Saing dan Ketahanan Iklim Jadi Tema BIMP-EAGA Ke-25, Wako Pontianak Paparkan Kondisi Geografis

Ia menegaskan untuk pembangunananya lama, bahkan sebelum ia menjabat sudah ada rencana mau dilakukan pembangunan ditambah 250 meter, dan sekarang ditambah menjadi 2.500.

Lalu, apabila ingin bandara berbadan lebar, ada embarkasi umrah langsung Madinah dan Jeddah harus menambah run way 2.300. Jika lebar dikatakannya tidak masalah hanya 45 meter.

“Tapi ini adalah kewenangan Menhub bahkan sekarang Malaysia sudah minta rute penerbangan Kuching-Pontianak, Kuala Lumpur-Pontianak dihidupkan kembali,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekda Provinsi Kalbar, Harisson, mengatakan adapun tujuh isu strategis tersebut yang akan dibahas di antaranya tentang peningkatan pembangunan Aruk Sambas International Freight Terminal.

Kedua, Community Based Eco Tourism (CBET) Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Ketiga Pembangunan Nanga Badau International Freight Terminal. Keempat Peningkatan Bandara Internasional Supadio di Kabupaten Kubu Raya, serta yang kelima terkait kerja sama bidang kelistrikan antara Kalbar dengan Sarawak Malaysia yang sudah beroperasi sejak 21 April 2016.

Selanjutnya, untuk pembahasan yang keenam terkait Entikong-Tebedu sebagai Spesialis Border Economic Zone (SBEZ).

Ketujuh Penandatanganan letter of intent (Lol) One Borneo Quarantine Initiative, untuk integrasi karantina BIMP-EAGA di wilayah Borneo.

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved