Tragedi Rombongan Santri

Jasad Santri Yopi Pranata Masih Utuh usai Seminggu Tenggelam di Perairan Ekstrem Sungai Kapuas

Setelah mendapatkan laporan tersebut tim SAR gabungan pun langsung bergerak menuju lokasi penemuan.

Dok. Tim SAR
Proses evakuasi korban tenggelam Yopi Pranata, di Pelabuhan Senghie Pontianak, Kamis 3 November 2022 pagi WIB. Yopi Pranata, santri di Pondok Pesantren atau Ponpes Mahazirul Haq Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar), dinyatakan hilang di perairan Sungai Kapuas, Jumat 28 Oktober 2022. 

Dibantu warga terdekat lainnya, Yopi Pranata berhasil menyelamatkan rekan-rakannya.

Namun, setelah itu Yopi Pranata tiba-tiba hilang.

Yopi diduga kelelahan hingga tenggelam.

Tim SAR Pontianak terus mencari keberadaan Yopi Pranata hingga Jumat malam.

Namun santri kelahiran Bengkayang, Kalimantan Barat itu belum ditemukan.

Pencarian pun berlanjut, Sabtu 29 Oktober 2022.

"Kejadian sekitar pukul 10.00 WIB. Korban dari Pesantren berjumlah 16 orang yang kala itu menikmati suasana perairan Sungai Kapuas menggunakan sampan kato,” kata Kepala SAR Pontianak, Yopi Haryadi.

Dari arah berlawanan melintas longboat pengangkut orang dengan kecepatan tinggi yang menimbulkan terjadinya gelombang tinggi.

"Setelah dihantam ombak, jurumudi (santri Yopi Pranata,-Red) tidak mampu menjaga keseimbangan dan sampan kato oleng, kemudian tenggelam," kata Yopi Haryadi.

Yopi Haryadi memastikan 15 santri lainnya selamat dari insiden tersebut, namun santri Yopi Pranata dinyatakan hilang.

"Satu tim rescue lengkap dengan peralatan evakuasi telah ke lokasi menggunakan 1 RIB dilengkapi dengan peralatan scuba set, peralatan navigasi dan evakuasi, untuk melakukan pencarian terhadap Yopi Pranata," katanya.

Sampan Kato Pengangkut Santri Terbalik, Polisi Lakukan Pencarian Korban yang Tenggelam

Tim Sar Gabungan masih mencari korban perahu santri tenggelam di Sungai Kapuas Jumat 28 Oktober 2022
Tim Sar Gabungan masih mencari korban perahu santri tenggelam di Sungai Kapuas Jumat 28 Oktober 2022 (TribunPontianak.co.id/Ferlianus Tedy Yahya)

Kronologi

Satu di antara santri, Fadil (16), saat itu berada di sampan kato tersebut menjelaskan kronologinya.

"Tadi itu kita mau jalan-jalan saja pakai sampan kato itu. Tapi waktu di atas sampan kato, tiba-tiba ada speed dari arah berlawanan. Gelombang yang dihasilkan speed itu cukup kuat hingga sampan oleng lalu tenggelam," kata Fadil.

Fadil mengaku sampan kato yang meraka gunakan ditumpangi 16 orang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved