Selama 6 Tahun, 21 Ekor Orangutan Dilepasliarkan ke Hulu Sungai Mendalam Kapuas Hulu
Upaya pelepasliaran satwa liar termasuk Orangutan di Taman Nasional Betung Kerihun merupakan upaya penyelamatan yang dilakukan untuk pelestarian jenis
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) Kabupaten Kapuas Hulu, Wahju Rudianto, menyatakan bahwa sudah sebanyak 21 ekor Orangutan telah dilepasliarkan ke kawasan taman Nasional betung kerihun, di Hulu Sungai Mendalam, Desa Dataah Diaan, Kecamatan Putussibau Utara.
"Sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2022, sudah dilakukan pelepasan Orangutan sebanyak 9 kali, dengan total individu 21 Orangutan," ujarnya kepada wartawan pada Kamis 20 Oktober 2022.
Upaya pelepasliaran satwa liar termasuk Orangutan di Taman Nasional Betung Kerihun merupakan upaya penyelamatan yang dilakukan untuk pelestarian jenis satwa liar di alam.
"Diharapkan dengan dilepasliarkannya Orangutan tersebut ke alam, dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembangbiak di habitat alaminya, sehingga populasi jenis orangutan di alam tetap terjaga," ucapnya.
• Sebanyak 56 Desa di 12 Kecamatan di Kapuas Hulu Masih Terendam Banjir
Belum lama ini juga, jelas Wahju kalau pihaknya bersama Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS), dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, telah kembali melepasliarkan dua Individu Orangutan (Pongo pygmaeus) tahap ke 10 di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun, pada Kamis 13 Oktober 2022.
Dua ekor orangutan tersebut yaitu Jaques (Jantan usia 8 tahun, dan Boy (Jantan usia 11 tahun), dilepasliarkan di Sungai Jepalala, letaknya berada lebih ke bagian Hulu Sungai Mendalam, 1 jam dari camp Mentibat, tepatnya di Sub Das Mendalam Taman Nasional Betung Kerihun, Seksi PTN Wil. III Padua Mendalam, Bidang PTN Wil. II Kedamin.
Setelah dilakukan pelepasan, tim melakukan pemantauan dan evaluasi pasca pelepasliaran bertujuan untuk memastikan perkembangan orangutan yang dilepasliarkan dapat bertahan hidup di alam liar. Selain itu, monitoring paska pelepasan dapat dijadikan bahan umpan balik untuk kegiatan pelepasan berikutnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News