Lokal Populer
Meski Dalam Kondisi Pandemi Sekda Kalbar Sebut IPM Kalbar Tetap Tunjukkan Peningkatan
Walaupun pada periode dua tahun 2020–2021, kita mengalami pandemi covid-19. Namun IPM kita tetap menunjukan peningkatan
Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson mengatakan upaya percepatan peningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalbar telah dilakukan dengan pendekatan dimensi pembentuk IPM yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat, dimensi pengetahuan serta dimensi standar hidup layak.
Harisson menyampaikan sebenarnya IPM di Kalbar terus mengalami peningkatan. IPM kalbar pada tahun 2019 di angka 67,65 persen, tahun 2020 di angka 67,66 persen. Lalu di tahun 2021 naik di angka 67,90 persen.
“Walaupun pada periode dua tahun 2020–2021, kita mengalami pandemi covid-19. Namun IPM kita tetap menunjukan peningkatan,” ujar Harisson kepada Tribun Pontianak, Jumat 14 Oktober 2022.
Sedangkan untuk IPM Tahun 2021 di tiap kabupaten kota di Kalbar yakni di Kota Pontianak berada di angka 79,93 persen, Kota Singkawang 72,11 persen, Kubu Raya 68,16 persen, Bengkayang 68,04 persen, Ketapang 67,43 persen, Sambas 67,10 persen.
• Peningkatan Literasi Digital Masyarakat Merupakan Pekerjaan Besar Untuk Terus Dilakukan
Lalu di Kabupaten Sintang 66,93 persen, Landak 66,21 persen, Sanggau 66,20 persen, Mempawah 66,03 persen, Melawi 65,87 persen, Kapuas Hulu 65,75 persen, Sekadau 64,93 persen, Kayong Utara 62,90 persen.
Harisson mengatakan ada tiga dimensi dalam IPM harus terus menjadi perhatian dalm pelaksanaan program kegiatan peningkatan IPM.
Dimensi tersebut adalah dimensi umur panjang dan hidup sehat yang diukur dengan Usia Harapan Hidup atau UHH, dimensi pengetahuan yang diukur denagan Indeks Rata-rata Lama sekolah (RLS) dan Indeks Harapan Lama Sekolah (HLS) serta dimensi standar hidup layak yang diukur dengan pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan.
Saat ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya mendukung Kabupaten Kota dalam meningkatkan IPM di Kalimantan Barat. Upaya dalam bentuk program dan kegiatan tersebut tidak lepas dari upaya peningkatan capaian indikator-indikator pendukung ke tiga dimensi IPM tersebut.
Sebagai contoh, untuk UHH indikator pembentuk adalah angka kematian bayi, dimana untuk menekan angka kematian bayi di Kalbar maka harus diperhatikan indikator pembentuknya.
Antara lain persentase ibu hamil yang melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan, persentase ibu hamil yang pertolongan persalinannya dilakukan oleh tenaga Kesehatan terlatih, persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum yang bersih, persentase kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dan lain lain.
Peningkatan Indikator
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota telah melaksanakan program kegiatan yang mendukung kearah peningkatan indikator-indikator tersebut, misalnya penyediaan sarana pelayanan kesehatan sampai ke tingkat desa, penyediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi, penyediaan sumber air bersih maupun penganggaran untuk kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS) Kesehatan.
Selanjutnya, untuk dimensi pengetahuan indikator pendukungnya adalah Harapan Lama Sekolah, yang dihitung dari angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun , 13-15 tahun, 16-18 tahun, 19-24 tahun dan data usia sekolah di pesantren maupun pendidikan sejenis.
Untuk Rata-rata Lama Sekolah dihitung dari lamanya sekolah pada penduduk yang berusia 25 tahun keatas.
Pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten Kota melaksanakan program kegiatan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain dengan membangun sekolah dan penyediaan perlengkapannya, penyediaan tenaga pendidik atau guru, menyediakan beasiswa dan lain lain.