Kenali Ciri dan Penanganan Perubahan Emosi pada Anak yang Mulai Remaja
Perasaan anak yang mudah berubah atau moody cendrung membuat kita merasa mudah kesal.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sebagai orangtua kadang mendapati perubahan situasi emosional pada anak yang mulai beranjak remaja.
Tanpa ada sebab, acap kali buah hati kita mudah ngambek hanya karena ada hal yang tidak dituruti.
Perasaan anak yang mudah berubah atau moody cendrung membuat kita merasa mudah kesal.
Psikolog Klinis dan CEO Dear Astrid, Dra Astrid Regina Sapiie memberikan penjelasan bahwa setiap orangtua perlu menyadari anak-anak selama di fase moody.
• Ratusan Anak Dilaporkan Terkena Gagal Ginjal Akut Misterius, Ini Pesan Kadiskes Kepada Warga Kalbar
Ada sejumlah gejala yang bisa ditangkap oleh orangtua saat anak mengalami moody.
Satu di antaranya yakni ada perubahan emosi pada anak yang sebelumnya tidak pernah ada.
Gejala ini bisa diketahui cepat oleh orangtua yang cukup dekat dengan anak.
Misalnya, anak biasanya periang, sederhana dan suka berbicara.
Tiba-tiba menjadi mudah marah atau tersinggung.
Lalu suka marah dan lari ke kamar sembari menangis.
Pintu kamar juga lebih sering ditutup dan tidak bersemangat seperti dahulu.
"Kemudian ketika orangtua mengatakan sesuatu selalu dilawan, jadi ada perubahan emosi yang nyata.” ungkapnya pada siaran Radio Sonora FM, Sabtu 15 Oktober 2022.
“Kalau cuma berkaitan dengan menstruasi maka akan berlangsung dalam beberapa bulan saja," imbuhnya.
Biasanya anak bisa kembali lagi seperti semula.
Sementara di satu sisi ada situasi dengan gangguan emosional bersifat berat.
Normalnya, reaksi normal dari sebuah emosi berbentuk kurva.
Merespons sesuatu dari bawah, menanjak kemudian meledak.
Setelah ledakan emosi tersebut biasanya turun kembali.
Emosi biasanya meledak karena suatu hal. Kemudian selesai dan kembali ke posisi awal.
"Kalau melihat anak menjadi tidak normal, dalam artian emosi itu sendiri tidak paham. Dia sendiri seperti marah-marah tidak jelas, nangis tidak jelas, diajak ngomong susah, itu berlangsung berhari-hari sehingga menjadi anomali," papar dr Astrid.
Maka tanda-tanda di atas butuh perhatian lanjut dari orangtua.
Apakah butuh obat hormonal, atau bisa dikonsultasikan pada psikolog.
Nantinya akan ada terapi yang di yang harus diikuti untuk mengurai emosinya.
"Kalau kondisinya berhari-hari, diajak ngomong tidak paham. Orangtua bisa menyalakan alarm. Ini ada yang tidak beres, dan bukan emosi seperti biasa. Mungkin anak tidak bisa mengendalikan," tutupnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ketahui Ciri-ciri Moody pada Anak dan Bagaimana Penanganannya ,