Cerita Kepala Balitbang Kalbar yang Masih di Ruangannya Saat Kantornya Dilahap Api
"Didalam itu, di sekretariat masih ada 4, inovtek 1, ekbang 1, terus di bidang sospem 1, terus saya, ruangan yang terbakar kebetulan orang-orangnya ba
Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Balitbang Kalbar Herkulana Mekarryani mengaku masih di dalam ruangan kerjanya pada saat api membakar kantornya, Selasa 20 September 2022.
"Saya masih dalam ruangan kerja, jadi waktu saya diselamatkan saya masih ndak tau apa-apa, adek-adek bilang kebakaran terus api sudah di lobi, puji tuhan kami bisa selamat di lobi," ucapnya pada Tribun Pontianak paska api berhasil di jinakkan.
Ia mengatakan bahwa selain dirinya, masih ada sekitar 7 orang stafnya di dalam Kantor yang beralamat di Jl Dr Sutomo tersebut saat api melahap.
"Didalam itu, di sekretariat masih ada 4, inovtek 1, ekbang 1, terus di bidang sospem 1, terus saya, ruangan yang terbakar kebetulan orang-orangnya baru pulang," ucapnya.
"Karena memang masih kerja, masih ada pekerjaan begitu. Karena akan ada kegiatan besok dan tanggal 22. Jadi masih ngoreksi lah gitu kan, masih ngeliat buat sambutan segala macam, masih kerja lah gitu," lanjutnya menjelaskan.
• Kantor Balitbang Kalbar Terbakar, Harisson Duga Penyebab Kebakaran Akibat Korsleting Listrik
Hanya komputer kerjanya yang berhasil Herkulana selamatkan, sedangkan seluruh dokumen-dokumen penting peralatan kantor lainnya ludes terbakar.
"Nah yang hanya bisa saya selamatkan itu komputer saya jak, komputer saya yang lagi kerja itu itu jak. Dokumen-dokumen kayaknya sudah ludes semua, tapi kalau dokumen kitakan masukkan dalam Google Drive," ucapnya.
Ia memperkirakan kerugian akibat kebakaran ini mencapai hingga ratusan juta, mengingat banyaknya peralatan-peralatan yang ikut terbakar bersama dengan gedung tersebut.
"Ratusan juta lah, soalnya kan ada komputer, kemudian Tv, perlengkapan PPID ratusan lah perkiraan," ucapnya.
Dugaan sementara kebakaran tersebut akibat korsleting listrik, namun sampai saat ini masih menunggu keterangan resmi dari pihak berwajib.
"Saya pun tak tau, kalau dilihat dari api dengan gedung kondisi seperti ini mungkin korsleting listrik kayaknya, mungkin ya," ucapnya.
Herkulana menceritakan bahwa pada pukul 17.17 ia masih berdiskusi dengan sekretarisnya, kemudian tidak lama berselang stafnya mengabarinya bahwa terjadi kebakaran di kantornya tersebut.
Kemudian ia dan para stafnya langsung bergegas untuk keluar dari bangunan tersebut dengan kondisi api yang sudah besar.
"Perkiraan jam 17.20, karena jam 17.17 saya masih ingat saya masih diskusi dengan sekban saya," ucapnya.
"Pertama itu peneliti cewek, ibu ada kebakaran katanya, tapi karena api sudah besar, kondisi juga panik ya jadi saya hanya mengingatkan adek-adek segera keluar, jadi kami bertiga keluar tapi dengan kondisi api sudah di depan," jelasnya.