Philip Chocolate Produk UMKM Kalbar Angkat Citarasa Lokal untuk Dikenalkan di Pasar Global
Philip menceritakan bahwa untuk mendapatkan produk yang berkualitas, ia membutuhkan waktu yang cukup panjang sekitar satu setengah tahun
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Patut berbangga bahwa ada UMKM di Provinsi Kalbar membuat suatu produk dengan kualitas yang sudah berorientasi pada pasar global, dengan menghadirkan kualitas yang memang melalui Riset yang begitu panjang.
Produk tersebuk yakni Philip Chocolate yang diproduksi oleh Ampera Production Kubu Raya, secara home industri.
Owner Philip Chocolate yakni Philip Martanto menjelaskan nama Philip Chocolate sendiri diambil dari namanya sendiri.
Philip menceritakan bahwa untuk mendapatkan produk yang berkualitas, ia membutuhkan waktu yang cukup panjang sekitar satu setengah tahun untuk bisa mengasilkan Philip Chocolate dan baru berani menjual coklat tersebut.
• Grand Opening Angkatan ke-37, Hope TeDe Pontianak Terus Komitmen Jadikan SDM Unggul & Cakap Digital
“Riset yang kami lakukan cukup panjang, setelah riset untuk rasa. Kami melakukan riset kemasan , dan cetakan yang ada didalamnya. Jadi kalau dihitung sejak Januari 2019 butuh waktu satu setengah tahun untuk melakukan riset, lalu di Juli 2020 baru bisa menjual produknya,”ujar Philip kepada Tribun Pontianak, Minggu 18 September 2022.
Dikatakannya sesuai Visi dari Ampera Production sendiri untuk Philip Coklat adalah produk yang berorentasi pada global karena memang banyak sekali penyuka coklat.
“Lewat coklat semoga Philip Chocolate bisa membawa pesan dari budaya lokal Kalbar, hingga ke mancanegara. Misalnya pada kemasan kita kasi corak batik yang menggambarkan kearifan lokal dari Tiongkok, Dayak , Melayu (Tidayu) di Kalbar,”ujarnya.
Mungkin tak hanya coklat dari Kalbar, dikatakannya tentu masih ada produk lainnya seperti lidah buaya yang berasal dari Kalbar, dan pisah nipah yang memang berbeda dengan pisang di Jawa.
Selain itu, untiknya Philip Chocolate juag menggunakan cetakan coklat yang menggambarkan corak Tidayu yang menjadi cirikhas dari produk tersebut agar ada perbedaaan dengan produk lain.
Selain itu, kombinasi isian dari Philip Chololate sendiri menggunakan kacang tanah. Memang pada umumnya pada coklat yang dijual dipasaran, kacang yang digunakan seperti almond, ataupun kacang mete.
“Jadi memang waktu riset kita sudah gunakan seperti kacang almond, mete. Hanya saja untuk launching pertama kita gunakan kacang tanah karena kacang tanah ini sangat menggambarkan Indonesia. Maka dipilih kacang tanah sebagai pilot project Philip Chocolate,”jelasnya.
Produksi saat ini, dikatakannya masih secara home industri. Walau demikian sejauh ini untuk trial produk sudah sampai pulau Jawa, Hongkong, Jerman, bahkan Eropa.
Adapun untuk per coklat dijual dalam kemasan Rp 8 ribu dan juga Rp 18 ribu perbuah. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News