Pasca Kecelakaan Maut Landak, Dewan Provinsi Kalbar Minta Pemkab Landak Ambil Langkah Strategis

Oleh karenanya, Suriansyah mengimbau agar supir kendaraan umum diberikan pembinaan dari perusahaan penyedia angkutan umum.

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Muhammad Luthfi
Wakil ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Suriansyah, saat di wawancarai di Fakultas Ilmu Pertanian Untan, Sabtu, 12 Maret 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Suriansyah menyampaikan DPRD Prov. Kalbar turut berduka dan prihatin terkait kecelakaan maut yang menyebabkan meningalnya empat orang siswa di Sengah Temila, Kabupaten Landak.

“Tentu kami dari DPRD Provinsi Kalimantan Barat, sangat prihatin terhadap kejadian tersebut,” ujarnya, Minggu, 28 Agustus 2022.

Menurut Suriansyah, kejadian tersebut mengambarkan bahwa kendaraan untuk mengangkut barang, tidak tepat jika digunakan sebagai kendaraan angkutan umum.

Terlebih jika kendaraan tersebut memuat banyak orang.

Korban Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Tragis di Sengah Temila Landak Menjadi 4 Orang

Oleh karenanya, ia meminta pemerintah setempat untuk mengambil langkah-langkah strategis.

Seperti menyediakan angkutan khusus siswa dengan jumlah yang cukup.

“Apalagi dengan jumlah muatan yang banyak,” katanya.

“Pemerintah Kabupaten Landak sehendaknya mengambil langkah-langkah yang strategis. Hingga angkutan orang dan angkutan siswa dapat disediakan dalam jumlah yang cukup dengan kondisi dan spesifikasi mobil yang baik,” sambungnya.

Kemudian lanjut dia, jika dilihat dari berbagai tempat asal siswa tersebut.

Ia menilai, diperlukan adanya asrama bagi siswa. Sehingga siswa tidak harus tinggal ditempat yang jauh dari sekolahnya.

Yang beresiko, pada saat angkutan pulang pergi kendaraan dari rumah siswa ke sekolah.

“Dua hal tersebut, penyediaan asrama dan penyediaan kendaraan harus menjadi perhatian pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi,” ungkapnya.

Kejadian serupa dapat terjadi juga di daerah lain, mengingat banyak kondisi jalan yang sempit dan berbelok-belok.

“Seharusnya supir angkutan tidak mengendarai kendaraan dengan laju yang maksimal. Harus dipertimbangkan adanya kehadiran kendaraan lain di depan yang bisa menyebabkan kecelakaan,” terangnya.

Oleh karenanya, Suriansyah mengimbau agar supir kendaraan umum diberikan pembinaan dari perusahaan penyedia angkutan umum.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved