PLN Goes to School
Dea Citra Rahmatika Jelaskan Cara Public Speaking di Depan Kamera
Dea menceritakan meski jam terbang politiknya kalah dibandingkan Nixon, Kennedy nekat menantang Nixon yang kala itu sudah menjabat sebagai....
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - PLN Goes to School yang berlangsung di SMA Negeri 3 Pontianak Jalan WR Supratman sukses digelar.
Kamis 25 Agustus 2022, hari terakhir PLN Goes to School diakhiri dengan Public Speaking Class oleh Rio Riyandani dan Dea Citra Rahmatika yang merupakan MC populer di Kota Pontianak.
Dea Citra Rahmatika yang kerap memandu berbagai acara formal dan non formal di Kota Pontianak.
Dea memulai karir sebagai penyiar radio pada usia 15 tahun dan mengembangkan minatnya pada dunia jurnalistik dan penyiaran dengan menjadi reporter dan presenter televisi.
Dea memulai narasi pentingnya Public Speaking dengan cerita pada 26 September 1960 yang mana untuk pertama kalinya dalam sejarah AS secara terbuka menayangkan debat antara kandidat presiden partai besar dengan calon presiden, John F Kennedy, senator Demokrat Massachusetts, dan Richard M Nixon, wakil presiden Amerika Serikat.
• Sampaikan Materi Public Speaking, Rio Riyandani Beri Tips Tumbuhkan Rasa Percaya Diri
Dea menceritakan meski jam terbang politiknya kalah dibandingkan Nixon, Kennedy nekat menantang Nixon yang kala itu sudah menjabat sebagai wakil presiden Dwight D Eisenhower.
Siapa sangka karena kepiawaiannya Kennedy yang tampil lebih santai dari Nixon lahir sebagai pemenang telak pada debat pertama dari empat debat di televisi.
Ia yang merupakan alumni SMA Negeri 3 Pontianak mengatakan saat ini tidak ada profesi yang berkenaan dengan Public speaking terutama di depan kamera.
Apalagi sejak 2020, negara dilanda pandemi yang membuat semua berhubungan dengan kamera untuk presentasi dan lainnya.
"Dulunya mungkin enggak semua profesi yang berhubungan dengan public speaking, tapi sekarang bahkan pemain sepakbola saja harus menguasai Public speaking karena ada konferensi pers. Ada yang nampak sekali groginya. Apakah beda Public speaking didepan kamera, ada yang sama dan ada yang harus disesuaikan dengan kebutuhan kamera," ujarnya.
• Pentingnya Public Speaking, PLN: Bekal untuk Masa Mendatang
Dia sendiri mengaku apa yang ia kuasai sekarang tidaklah instan.
Selain terus belajar, ia juga mengasah kemampuannya dengan memperbanyak jam terbang.
"Saya sekarang berusia 30 tahun, artinya 15 tahun hidup saya habis di dunia jurnalistik dimulai dengan karir sebagai penyiar radio. Semoga masih ada radio yang memberikan kesempatan kepada anak magang untuk mengasah skillnya," ujarnya.
Ibu tiga anak ini memiliki sederet prestasi dan pengalaman menarik diantaranya menjadi presenter TV terbaik dalam KPID Kalbar award.
Ia juga pernah menjadi produser program talk show terbaik best employee Kompas TV network tahun 2020, pernah menjadi moderator debat kandidat Pilkada Kapuas Hulu, Sambas dan Sintang dan Pilwako Pontianak.
Terakhir ia juga menjadi moderator FGD Pariwisata dengan narasumber menparekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Kalbar Sutarmidji.
• Gandeng Tribun Pontianak, PLN Gelar Pelatihan Journalism & Public Speaking Class di SMAN 3 Pontianak
"Verbal, vokal, visual punya porsi masing-masing dalam public speaking. Sebelum tampil pelajari materi, kenali audiens, perhatikan durasi dan pahami momennya. Tipsnya, jangan bosan menambah wawasan, cari referensi agar materi makin berisi, tambah jam terbang agar makin matang dan tangkap peluang," ujarnya.