Diskes Kalbar Ungkap Sejak Tiga Tahun Terakhir Sebanyak 5.110 Kasus DBD di Kalbar
“Upaya yang kita lakukan yakni melakukan pemantauan surveilans kasus DBD dalam rangka kewaspadaan dini terjadinya KLB,” ungkapnya.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
“Kami dari Provinsi telah memberikan warning dan himbauan ke Diskes kabupaten/kota Se-Kalbar, untuk melakukan langkah-langkah antisipasi pencegahan terjadinya KLB DBD,”tegasnya.
Langkah antisipasi tersebut dengan melakukan pemutusan rantai penularan melalui kegiatan foging focus dua siklus dan menggerakan kegiatan PSN 3 M Plus secara berkala dalam rangka membunuh jentik Aedes Aegypty di rumah-rumah penduduk.
Ia mengatakan sejauh ini kegiatan pencegahan DBD belum dilaksanakan secara maksimal oleh kabupaten/kota.
“Hal ini dapat kita lihat dari hasil pelaksanaan pemantauan jentik berkala (PJB). Dari laporan hasil PJB dalam tiga tahun terakhir didapatkan hasil angka bebas jentik (ABJ) di beberapa kab/kota masih antara 40-50 persen,”ungkapnya.
Sementara standart yang diharapkan adalah lebih dari 95 Persen. Hal itu diakuinya karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemantauan jentik di tempat tinggalnya.
“Adanya pemahaman yang salah dimasyarakat bahwa upaya yang paling efektif untuk menekan kejadian DBD bukan dengan foging yang sangat mempengaruhi kejadian DBD. Disamping itu perhatian dari pemerintah daerah dalam mendukung kegiatan penanggulangan DBD belum maksimal,”tegasnya.
Dikatakannya Diskes Provinsi telah berupaya dalam penanggulan KLB DBD seiring dengan masuknya laporan kasus DBD dari Kabupaten/ Kota dan bentuk respon cepat penanggulangan DBD untuk mencegah terjadinya KLB pada Kabupaten/Kota, serta menekan angka kejadian DBD serta mencegah kematian akibat DBD.
“Upaya yang kita lakukan yakni melakukan pemantauan surveilans kasus DBD dalam rangka kewaspadaan dini terjadinya KLB,” ungkapnya.
Upaya lainnya yakni dengan melakulan Koordinasi dengan Kabupaten Kota, pencegahan dilakukan melalui KIE dan Peran Serta Masyarakat melalui PSN-3M Plus.
Selanjutnya, Melakukan investigasi dan Penyelidikan Epidemiologi (PE) bersama dengan Tim Diskes kabupaten/kota dengan tujuan mengetahui kondisi penderita DBD di rumah sakit dan Puskesmas, serta mellihat lingkungan tempat tinggal penderita DBD untuk menentukan langkah-langkah penanggulangan selanjutnya.
Lalu mendistribusikan logistik penangulangan DBD yaitu Insektisida dan Abate ke kabupaten/kota berdasarkan permintaan dari Dinkes Kab/Kota yang membutuhkan. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News