Lokal Populer

Adanya Temuan Mikroplastik, Edi Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan Parit dan Sungai di Kota Pontianak 

keberadaan air sungai Kapuas menjadi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memasok kebutuhan keseharian bagi warga seperti air PDAM dan lainnya

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK/MUHAMMAD ROKIB
Diskusi Strategi Pengendalian Sampah Plastik di Sungai Kapuas yang digelar oleh BWSK 1 Pontianak, di Hotel Orchardz Jalan Perdana Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 22 Agustus 2022. 

“Semoga dengan upaya bersama, sinergi dengan pemerintah ini bisa mengatasi masalah lingkungan di parit dan sungai. Sudah menjadi tugas kami sesuai arahan Kemenpupr,” ungkapnya.

Panitia Pelaksana dari BWSK1 Pontianak, Ali Assegaf juga menjelaskan, digelarnya kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak kepada para komunitas peduli Sungai dan lingkungan dari kalangan mahasiswa, pelajar, emak-emak dan lainnya untuk bersama-sama menjaga kebersihan sungai dan parit.

Maka dalam diskusi tersebut juga dibahas terkait dengan rencana strategis yang akan dilakukan kedepan untuk mengatasi persoalan sampah plastik di sungai.

"Kita berharap dengan diskusi ini bisa menyusun strategi bersama untuk para komunitas agar bisa bergerak bersama untuk mengurangi dan meminimalisir sampah yang ada di sungai Kapuas. Karena menurut penelitian, penyebab banjir tiap kali datang sekitar 100 kali dikarenakan banyaknya sampah plastik," tukasnya.

Temuan Mikroplastik

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara dalam waktu lima bulan ini telah melakukan ekspedisi ke beberapa daerah dan kini mereka telah tiba di Kota Pontianak Kalimantan Barat melakukan uji kualitas air, baik air sungai Kapuas, Sungai Landak maupun parit-parit yang ada di Kota Pontianak.

Ekspedisi tersebut dilakukan bersama Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ecoton) dan para komunitas.

Founder Ecoton, Prigi Arisandi menyampaikan, dari hasil ekspedisi yang sebelumnya juga dilakukan di sungai Padang, Sungai Pawan dan beberapa parit lainnya termasuk di sungai dan parit di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Pihaknya menemukan mikroplastik.

Dari hasil temuan mikroplastik itu, dinilainya karena pengelolaan sampah plastik di wilayah Kalbar masih belum maksimal dilakukan.

"Di Sungai Kapuas ini, kita temukan sekitar 54 partikel, kemudian di parit Putat kita temukan 55 partikel kemudian di sungai Landak menemukan 40 an partikel. Artinya rerata 50 partikel dalam satu liter air memang ada ancaman serius," ungkapnya.

Diskusi Strategi Pengendalian Sampah Plastik di Sungai Kapuas Kota Pontianak

"Ancaman pertama ialah kepunahan terhadap kelestarian ekosistem seperti ikan yang kita tahu bahwa sungai Kapuas ini memiliki sekitar 200 macam ikan. Kemudian yang kedua adalah ancaman untuk kesehatan manusia, karena air sungai Kapuas ini menjadi bahan baku air minum," lanjutnya.

Hal tersebut, ia sampaikan saat Diskusi Strategi Pengendalian Sampah Plastik di Sungai Kapuas yang digelar oleh BWSK 1 Pontianak, di Hotel Orchardz Jalan Perdana, Senin 22 Agustus 2022.

Menurutnya jika kita tetap masih menggunakan air Sungai Kapuas sebagai bahan baku air minum, maka harus bersama-sama membersihkan dari sampah plastik.

"Pada 22 Maret ditemukan mikroplastik di dalam darah manusia. Artinya ini sudah menjadi ancaman bagi kita," paparnya.

Dengan hadirnya puluhan komunitas peduli Sungai dan lingkungan saat diskusi tersebut, Prigi pun optimis dengan kekuatan komunitas bisa mengatasi persoalan mikroplastik tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved