Lokal Populer
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Tegaskan Hingga Saat Ini Belum Ditemukan Kasus Monkeypox di Kalbar
apabila ditemukan adanya dugaan mengenai penyakit menular tersebut, akan dilaporkan ke dalam Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit Menular yang berjenjang
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Hary Agung menjelaskan, pada prinsipnya penyelidikan epidemiologi di masyarakat untuk penanganan kasus penyakit menular, seperti kasus cacar monyet.
Dilakukan oleh tenaga surveilans di lapangan, dengan melakukan identifikasi dan investigasi terkait dengan dugaan penyakit menular secara tepat dan tepat.
“Pada prinsipnya di dalam penanganan penyakit menular adalah memang tenaga surveilans tenaga di lapangan, yang mengidentifikasi terkait dengan dugaan-dugaan penyakit menular ini,” ujarnya, Minggu 21 Agustus 2022.
“Yang secara cepat dan tepat, melakukan investigasi itu yang disebut dengan penyelidikan epidemiologi di masyarakat,” tambahnya.
• Kewaspadaan Dini Monkeypox Sudah Dinas Kesehatan Kalbar Lakukan dan Dikordinasikan ke Kabupaten/Kota
Lanjut dia, penyelidikan epidemiologi di masyarakat tersebut sudah berjalan secara sistematis.
Sehingga, apabila ditemukan adanya dugaan mengenai penyakit menular tersebut.
Akan dilaporkan ke dalam Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit Menular yang berjenjang.
“Dan saya kira secara sistem sudah berjalan, karena apabila ada dugaan tersebut kemudian akan dilaporkan di dalam pelaporan sistem kewaspadaan dini penyakit menular yang berjenjang dari kabupaten ke provinsi dan juga ke nasional,” katanya.
Ia menambahkan, karena ini merupakan sistem. Jadi secara cepat, kapanpun bila ada input laporan, maka akan diketahui dan dipantau, baik itu provinsi maupun Kementerian Kesehatan.
“Alhamdulillah sampai hari ini belum ditemukan kasus monkeypox di Kalimantan Barat,” pungkasnya.
Tidak Panik
Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) RI mengkonfirmasi satu kasus positif monkeypox (Cacar Monyet) di Indonesia, kemarin 20 Agustus 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Hary Agung mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
Pasalnya, monkeypox (cacar monyet) secara keparahan, tingkat kesakitan dan juga fatalitasnya lebih rendah dibandingkan cacar varisela.
Yang terpenting, lanjut dia, masyarakat tetap menjaga daya imun tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Jadi memang yang jelas harus di jaga daya imunnya dengan makanan bergizi, dan kalau ada akibat lain yang disebabkan oleh infeksi tersebut, itu yang kemudian diobati,” ujarnya, Minggu, 21 Agustus 2022.
Ia menambahkan, jika ketahanan tubuh kuat dan tidak ada gejala lainnya atau komorbid.
Dua sampai empat minggu penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya.
“Tetapi sekali lagi memang perlu disampaikan untuk berprilaku hidup bersih dan sehat. Karena monkeypox inikan penularannya karena kontak erat ya,” katanya.
• Kadiskes Kalbar Tindaklanjuti Imbauan Kemenkes Terkait Tata Cara dan Pedoman Penanganan Monkeypox
“Tidak seperti Covid-19, virus yang droplet melalui udara dan lain sebagainya. Tetapi karena ada kontak erat,” tambahnya.
Oleh karenya, ia mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat.
Kemudian, jika ada merasakan gejala yang mirip menyerupai penyakit cacar monyet. Segera berkonsultasi ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) terdekat.
Adapun gejala monkeypox mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet, adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.
“Dan kemudian segera, kalau ada kondisi yang seperti cacar itu, segera dikonsultasikan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat di wilayahnya,” pungkasnya.