Kalbar Waspada Cacar Monyet, Sekda Harisson Sebut Isolasi Tak Seketat Pasien Covid-19

Intinya seluruh RS pemerintah di Kalbar sudah mempunyai ruang isolasi jika dibutuhkan penanganan isolasi

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANGGITA PUTRI
Sekda Provinsi Kalbar, Harisson 

“Karena memang cacar monyet ini, secara physical memang hampir sama dengan cacar air varisela biasa,” katanya. “Sehingga memang ada beberapa pedoman tentang penyelidikan epidemiologi,” sambungnya.

Hary Agung menjelaskan, pada prinsipnya penyelidikan epidemiologi di masyarakat dilakukan oleh tenaga surveilans di lapangan, dengan melakukan identifikasi dan investigasi terkait dengan dugaan penyakit menular secara tepat dan tepat.

“Yang secara cepat dan tepat, melakukan investigasi itu yang disebut dengan penyeledikan epidemiologi di masyarakat,” tambahnya.

Lanjut dia, penyelidikan epidemiologi dimasyarakat tersebut sudah berjalan secara sistematis. Sehingga, apabila ditemukan adanya dugaan mengenai penyakit menular tersebut, akan dilaporkan ke dalam Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit Menular yang berjenjang.

“Dan saya kira secara sistem sudah berjalan, karena apabila ada dugaan tersebut kemudian akan dilaporkan di dalam pelaporan sistem kewaspadaan dini penyakit menular yang berjenjang dari kabupaten ke provinsi dan juga ke nasional,” katanya.

Ia menambahkan, karena ini merupakan sistem, jadi secara cepat, kapan pun bila ada input laporan, maka akan diketahui dan dipantau, baik itu provinsi maupun Kementerian Kesehatan. “Alhamdulillah sampai hari ini belum ditemukan kasus monkeypox di Kalimantan Barat,” kata Hary Agung.
Respons Masyarakat

Kasus cacar monyet yang sudah masuk ke Indonesia, ternyata belum cukup familier bagi sebagian masyarakat Kalbar. Satu di antaranya seperti dikatakan Supardi, yang mengaku baru mendengar adanya penyakit tersebut.

"Sejujurnya, saya pun baru tahu ya dan baru dengar juga ada penyakit cacar monyet, " katanya.

Setelah mengetahui adanya penyakit tersebut, ia juga mengkhawatirkan kalau cacar monyet tersebut tersebar di Indonesia. "Tentu saja saya khawatir ya, karena takut juga terjangkit apa lagi sampai tertular ke orang-orang terdekat misalnya keluarga di rumah. Apa lagi saya punya keponakan yang masih kecil, pastinya dia rentan dan mudah terjangkit," katanya.

Hal senada juga disampaikan Hatta, ia yang baru mengetahui adanya penyakit cacar monyet ini mengaku khawatir. "Sedangkan cacar air dan api saja sakitnya sudah minta ampun, ini baru lagi cacar monyet, bentuknya seperti apa ya," kata Hatta saat ditemui di sebuah warkop di Pontianak.
"Waswas juga sih kalau sampai tersebar seperti Covid-19," ujarnya menambahkan.

Sementara Yuni Arista yang sudah pernah mendengar cacar monyet, mengaku belum paham betul apa sebenarnya penyakit tersebut. "Saya pernah dengar sih di Instagram, tapi cuma sepintas saja. Jadi gak tahu bahaya apa tidaknya, kalau dilihat dari namanya cacar ya pasti sakit itu," ujar warga Kubu Raya ini.

Dengan adanya kasus tersebut, ia berharap tak menyebar seperti halnya Covid-19.

"Mudah-mudahan kita semua tidak terjangkit, dan tidak menyebar seperti Covid-19 kemarin. Soalnya kita juga sudah sangat sengsara dengan timbulnya Covid-19 kemarin, jangan sampai lagi wabah cacar monyet menyebar luas," kata Yuni.

Warga lainnya, Sinta Irma, menyampaikan harapannya kepada pemerintah, supaya lebih berhati-hati dalam menangani cacar monyet ini. Sehingga, penyakit ini dapat berakhir cepat dan tidak menyebar luas sampai ke daerah-daerah lain.

"Kalau pemerintah tidak cepat bergerak dan mengabaikan wabah cacar monyet yang sedang terjadi maka akan tambah banyak lagi korban yang akan terjangkit," katanya.

Sinta juga berharap adanya kasus tersebut segera berakhir dan tidak menyebar sehingga bisa beraktivitas dengan tenang. "Harapannya mudah-mudahan wabah ini cepat berakhir, supaya kita boleh beraktivitas dengan lancar tanpa ada rasa takut tertular," ujarnya.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved