Doa Katolik
Larangan dan Akibat Perceraian Menurut Pandangan Kristen
Perceraian yang dilakukan sungguh melukai sakramen perkawinan dan janji nikah yang disampaikan dihadapan Tuhan.
alam hal ini, ikatan suami istri akan selesai disaat pasangan meninggal sehingga tidak wajib untuk tetap setia.
Namun jika masih setia, maka itu merupakan bukti nyata dari ikatan yang mulia atas dasar kasih murni sampai mati dengan cara tidak menikah kembali.
Larangan Perceraian Kristen
Dalam Matius 19:8 diungkapkan alasan mengapa Tuhan Yesus sangat melarang perceraian terjadi, “ketegaran hati manusia’ pikiran dan hati manusia yang membatu, menjadi keras dan mau menang sendiri”.
Gereja yang mempunyai peran Gereja dalam masyarakat yang menyatukan umat Kristen dalam pernikahan namun, tidak bisa memisahkan mereka.
Allah Tidak menghendaki Perceraian
Allah tidak pernah menghendaki sebuah perceraian terjadi dan apabila manusia masih membatu, egois dan tetap ingin bercerai, maka ada syaratnya yakni karena alasan perzinahan denga konsekuensi pasangan tersebut tidak boleh menikah kembali dan jika sampai menikah kembali maka akan dikategorikan menjadi berzinah.
Ini dikategorikan berzinah sbab masih hidup dengan bukan suami atyau istri yang sah, tidak sah di mata Tuhan dan juga gereja, meskipun pemerintah mengijinkan perceraian tersebut bisa terjadi.
Sampai kapanpun, gereja tidak akan memberikan peneguhan untuk kedua kalinya di dalam sebuah pernikahan.
Yesus Melarang Perceraian Kecuali Zinah
Di dalam Perjanjian Baru, pandangan Yesus tentang perceraian dalam Kristen bisa dilihat dari Matius 5:31-32 dan juga Matius 19:9.
Dalam dua ayat tersebut, Yesus secara tegas melarang perceraian terjadi, namun ada pengecualian yakni zinah.
Dalam bahasa Yunani kata zinah adalah Porneia.
Porneia merupakan sesuatu yang najis dan Yesus juga tidak memberi batasan tentang pengertian dalam arti sempit atau dalam arti luas.
Pernikahan Adalah Sakral dan Kudus