Doa Katolik
Larangan dan Akibat Perceraian Menurut Pandangan Kristen
Perceraian yang dilakukan sungguh melukai sakramen perkawinan dan janji nikah yang disampaikan dihadapan Tuhan.
Di dalam 1 Korintus 7:1-15, tertulis mengenai perspektif Paulus yang sangat tidak setuju jika orang percaya melakukan perceraian dan dalam situasi apapun keputusan etis dari Paulus tidak menyetujui pernikahan terjadi sebab pernikahan merupakan sesuatu yang kudus dan juga sakral.
Bisa diartikan perzinahan yang dimaksud adalah bukan hanya percabulan keinginan daging akan tetapi juga perzinahan rohani.
Sebab jika perceraian hanya dibatasi dari percabulan saja, maka akan sangat banyak orang yang akan bercerai hanya karena hawa nafsu saja.
Perceraian Membatalkan Penilik Jemaat
Salah satu kualifikasi dari seorang penilik jemaat yakni ia haruslah suami dari seorang istri sehingga intinya perceraian tidak boleh terjadi sebab di dalam Alkitab sudah sangat jelas dan perkataan Tuhan Yesus sendiri juga melarang perceraian terjadi.
Apabila Tuhan sendiri sudah mengatakan jangan, maka kita sebagai umat-Nya juga harus menjalankan perintah tersebut dan berkata tidak pada perceraian.
Akibat Perceraian
Perceraian dalam Kristen dasarnya sangat merugikan semua pihak dan anak yang dibesarkan dalam keluarga yang orangtuanya bercerai juga memungkinkan akan mengulang hal serupa di kemudian hari.
Ada beberapa fakta yang timbul akibat dari sebuah perceraian.
1. Tiga dari lima orang anak akan merasakan penolakan dari setidaknya salah satu orangtua baik itu ayah atau ibu.
2. Sesudah perceraian memasuki usia diatas 5 tahun, maka sepertiga dari jumlah anak akan mendapatkan nilai buruk di sekolah dibandingkan sebelum perceraian terjadi.
3. Sepertiga jumlah perempuan dan juga seperempat jumlah pria akan merasa jika hidup tidaklah adil, sepi dan sangat mengecewakan.
4. Mereka yang bercerai akan lebih banyak datang ke psikiater dibandingkan mereka yang lajang atau masih terikat dalam pernikahan.
5. Anak-anak yang memiliki orang tua bercerai, prestasinya akan lebih rendah di sekolah dan juga mempunyai masalah tingkah laku di lingkungan sekolah dan juga rumah serta sering terlibat dengan kejahatan ataupun seksual lebih cepat jika dibandingkan dengan anak-anak yang orangtuanya tidak bercerai.
6. Masa kecil dari seseorang yang orangtuanya bercerai akan sulit menyesuaikan diri dari segi psikologi, pendapatan sosial ekonomi yang jauh lebih rendah dan juga tidak stabil saat nantinya menjalani sebuah pernikahan.
• Renungan Harian Kristen Protestan Rabu 3 Agustus 2022 Bacaan Alkitab Ayub 33:14-18 dan Yesaya 10-14