SK Badan Koordinator Penyelenggara Darul Maarif Sintang Dicabut, Ratusan Santri Pilih Keluar Ponpes
Hanya saja, lokasi pesantren baru yang akan dituju oleh Kiai Gozali di Kecamatan Sungai Tebelian masih berupa lahan kosong, belum ada bangunan.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
Para santri dan wali murid ikhlas memilih untuk ikut Kiai Muhammad Ghozali pindah akibat dicabutnya SK PP Darul Maarif Sintang oleh PBNU Lembaga Pendidikan Maarif NU.
Kiai Gozali, legowo. Dia ikhlas meninggalkan pesantren yang dipimpin selama 23 tahun terakhir, lantaran kalah di Pengadilan Negeri Sintang. Dia digugat oleh Awam Sanjaya dan Syaiful Anam atas tanah wakaf seluas 2.765 meter persegi.
Ghozali sudah berupaya melakukan banding hingga ke kasasi, namun upaya itu gagal.
Mulai hari ini, para wali santri sudah berkemas. Mereka membawa barang, pakaian keluar dari Darul Ma'arif untuk dibawa pulang ke rumah.
Selama lokasi pondok yang baru belum ada bangunan, para santri akan belajar secara daring.
"Ada lahan di sungai tebelian belum ada bangunan. Makanya besok akan kerja bakti, dalam waktu 2 bulan selesai. Santri akan belajar daring, kita sampaikan ke kementerian agama, bahwa kita akan daring dalam rangka penyiapan fasilitas yang diperlukan," kata Gozali.
Soal bangunan yang sudah terbangun, Gozali mengikhlaskan. Dia hanya meminta izin untuk membawa sejumlah barang keperluan santri, seperti meja, kursi, komputer dan mobil operasional.
"Jadi kalau kami semula mau mengosongkan (lahan yang bersengketa) ya kami sudah siap kosongkan. Yapi dengan adanya surat dari PBNU menunjukan bahwa habis bukan hanya ini, tapi semuanya yang ada kami serahkan," ujarnya.
"Nanti kami izin barang yang kami beli, kami bawa karena untuk kepentingan sekolah, bangku, meja, ya mereka perlu sekolah, begitupun komputer, mobil, kami beli ya kami bawa. Kami hanya izin saja," ujarnya.
"Soal bangunan ndak mungkin kami rusak, dan kami biarkan seperti ini, sehingga nantinya bermanfaat," jelasnya.
Gozali mulai mendirikan PP Darul Maarif sejak tahun 1999. Selama 23 tahun, sudah banyak anak sintang yang lulus dari bimbingannya.
"Kami minta waktu. Kalau semua sudah pindah, baru kami yang pindah. Nanti akan kita bangun ada di daerah sungai tebelian, tetap satu yayasan dengan Nurul Ma'arif. Kemudian nama sekolahnya saja yang usulannya jangan meninggalkan dari maarif, oleh karena itu namanya diubah jadi semua sepakat Darul Ma'arif Al-Falah artinya menuju kebahagiaan," ujarnya.
"Saya harap pengurus NU jangan ganggu yang lain lagi. Sudah lah hidup masing-masing supaya kita lebih nyaman dan lebih enak, supaya santri nyaman, tidak banyak sekali gelisah, wali murid juga susah," jelasnya. (*)