SK Badan Koordinator Penyelenggara Darul Maarif Sintang Dicabut, Ratusan Santri Pilih Keluar Ponpes

Hanya saja, lokasi pesantren baru yang akan dituju oleh Kiai Gozali di Kecamatan Sungai Tebelian masih berupa lahan kosong, belum ada bangunan.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Agus Pujianto
Para santri dan alumni Ponpes Darul Ma'arif Sintang berkumpul di komplek pesantren usai musyawarah. Ratusan santri Pondok Pesantren Darul Ma'arif Sintang, di Jalan Akcaya 2, Kecamatan Sintang, memutuskan untuk keluar dari pesantren untuk mengikuti langkai Kiai Mohamad Gozali pasca kalah gugatan perdata di Pengadilan Negeri Sintang, hingga statusnya sebagai pengelola PP Darul Maarif dicabut oleh Lembaga Pendidikan Maarif NU. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Ratusan santri Pondok Pesantren Darul Ma'arif Sintang, di Jalan Akcaya 2, Kecamatan Sintang, memutuskan untuk keluar dari pesantren untuk mengikuti langkah Kiai Mohamad Gozali pasca kalah gugatan perdata di Pengadilan Negeri Sintang, hingga statusnya sebagai pengelola PP Darul Maarif dicabut oleh Lembaga Pendidikan Maarif NU.

Para santri, lebih memilih ikut Kiai Gozali, daripada tetap di pesantren dengan pengurus yang baru.

Hanya saja, lokasi pesantren baru yang akan dituju oleh Kiai Gozali di Kecamatan Sungai Tebelian masih berupa lahan kosong, belum ada bangunan.

Para santri yang memutuskan ikut kiai Gozali pindah, untuk sementara waktu harus belajar dari rumah secara online, sembari menunggu asrama terbangun.

Kalah Gugatan di Pengadilan Negeri Sintang, Pengasuh & Ratusan Santri Kosongkan Ponpes Darul Maarif

Keputusan ini berdasarkan musyawarah Kiai Gozali bersama dengan santri, wali murid, dan para alumni pada Kamis, 28 Juli 2022.

Musyawarah ini menindaklanjuti dicabutnya SK PP Darul Maarif Sintang oleh PBNU Lembaga Pendidikan Maarif NU.

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Keputusan pengurus lembaga pendidikan Maarif (PBNU) mencabut SK PP Darul Maarif Sintang berdasarkan surat PCNU Kabupaten Sintang, merujuk pada putusan pengadilan.

Pada Kamis pagi, ratusan santri, wali murid dan para alumni berkumpul di Pondok Pesantren Darul Maarif, di Jalan Akcaya 3, Kecamatan Sintang, Kamis 28 Juli 2022.

Selain musyawarah dengan Pimpinan Ponpes, para wali murid, santri dan alumni menandatangani petisi dan membuat surat pernyataan penolakan atas keputusan ekseskusi.

Keputusan para santri mengikuti Kiai Gozali pindah atas kemauan sendiri dengan orangtua.

"Kami Sangat menyayangkan keputusan yang terkesan sangat sepihak. Sehingga kami dikembikan ke orangtua dan belajar daring untuk sementara waktu sambil menunggu asrama baru," kata Suci Fitriani Santri Ponpes Darul Maarif.

Kesedihan yang sama dirasakan Rutini, orangtua santri Ponpes Darul Maarif.

Dia mengaku sangat sedih dengan keputusan itu.

"Sangat sedih sekali. Sebenarnya ndak bisa gitu, pesantren udah lama dibangun, tapi ditinggal. Anak baru masuk kelas 8. Ikut pindah, mau gimana lagi. Ya harus ngikut lah," kata Rutini.

Para santri dan wali murid ikhlas memilih untuk ikut Kiai Muhammad Ghozali pindah akibat dicabutnya SK PP Darul Maarif Sintang oleh PBNU Lembaga Pendidikan Maarif NU.

Kiai Gozali, legowo. Dia ikhlas meninggalkan pesantren yang dipimpin selama 23 tahun terakhir, lantaran kalah di Pengadilan Negeri Sintang. Dia digugat oleh Awam Sanjaya dan Syaiful Anam atas tanah wakaf seluas 2.765 meter persegi.

Ghozali sudah berupaya melakukan banding hingga ke kasasi, namun upaya itu gagal.

Mulai hari ini, para wali santri sudah berkemas. Mereka membawa barang, pakaian keluar dari Darul Ma'arif untuk dibawa pulang ke rumah.

Selama lokasi pondok yang baru belum ada bangunan, para santri akan belajar secara daring.

"Ada lahan di sungai tebelian belum ada bangunan. Makanya besok akan kerja bakti, dalam waktu 2 bulan selesai. Santri akan belajar daring, kita sampaikan ke kementerian agama, bahwa kita akan daring dalam rangka penyiapan fasilitas yang diperlukan," kata Gozali.

Soal bangunan yang sudah terbangun, Gozali mengikhlaskan. Dia hanya meminta izin untuk membawa sejumlah barang keperluan santri, seperti meja, kursi, komputer dan mobil operasional.

"Jadi kalau kami semula mau mengosongkan (lahan yang bersengketa) ya kami sudah siap kosongkan. Yapi dengan adanya surat dari PBNU menunjukan bahwa habis bukan hanya ini, tapi semuanya yang ada kami serahkan," ujarnya.

"Nanti kami izin barang yang kami beli, kami bawa karena untuk kepentingan sekolah, bangku, meja, ya mereka perlu sekolah, begitupun komputer, mobil, kami beli ya kami bawa. Kami hanya izin saja," ujarnya.

"Soal bangunan ndak mungkin kami rusak, dan kami biarkan seperti ini, sehingga nantinya bermanfaat," jelasnya.

Gozali mulai mendirikan PP Darul Maarif sejak tahun 1999. Selama 23 tahun, sudah banyak anak sintang yang lulus dari bimbingannya.

"Kami minta waktu. Kalau semua sudah pindah, baru kami yang pindah. Nanti akan kita bangun ada di daerah sungai tebelian, tetap satu yayasan dengan Nurul Ma'arif. Kemudian nama sekolahnya saja yang usulannya jangan meninggalkan dari maarif, oleh karena itu namanya diubah jadi semua sepakat Darul Ma'arif Al-Falah artinya menuju kebahagiaan," ujarnya.

"Saya harap pengurus NU jangan ganggu yang lain lagi. Sudah lah hidup masing-masing supaya kita lebih nyaman dan lebih enak, supaya santri nyaman, tidak banyak sekali gelisah, wali murid juga susah," jelasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved