Targetkan Pajak Rp 7 Triliun, Gubernur Kalbar Sutarmidji Optimis Realisasi Bisa Lebihi Target
Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 perkiraan Midji diatas 5 persen namun semua stakeholder harus menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
Bahkan pertumbuhan ekonomi kita lebih tinggi dibanding Kaltim dibanding Kalsel, Kaltara, Kalbar yang paling tinggi, IPM kita paling rendah, kemiskinan kita paling tinggi di Kalimantan. Kita mendongkrak ekonomi untuk menutup tampilan itu," ujarnya.
Midji mengatakan dengan penghasilan CPO 5,3 sampai 6 juta ton per tahun yang tercatat di Kalbar itu belum 20 persen.
"Karena kita tidak ada pintu ekspor, ada waktu itu Badau saja itu kecil. Semuanya lewat Riau, Batam, Tanjung Perak, Lampung, sehingga nilai ekspornya tercatat di sana. Makanya bagi hasil sawit saya mintanya bukan berdasarkan pintu ekspor tapi berdasarkan daerah produksi dan Alhamdulillah sudah oke sehingga ketika ekspor CPO nanti tercatat tampilan ekonomi Kalbar itu akan semakin baik," ujarnya.
Kalau IKM tidak di Kaltim, ia yakin Kalbar bisa diurutan nomor 1.
"APBD mereka sudah Rp 14 triliunan, kita baru Rp 5,6 triliun tapi melihat pembangunan walaupun kita lebih luas wilayahnya kita masih bisa selesai, tampilan ekonomi Kalbar sekarang selalu di nomor 2 pada 3 tahun terakhir ini. Dan ketika nanti CPO di sini, kemudian smelter bauksit sudah berproduksi dan bertambah maka ekonomi Kalbar akan lebih kuat," ujarnya.
Hal yang harus dijaga bersama kata Midji adalah kebutuhan pokok sehari-hari jangan sampai inflasi.
"Alhamdulillah beberapa bulan ini beras sudah tidak menyumbang inflasi, justru deflasi. Gula masih karena kita tidak ada produksi di sini, tapi itu akan bisa diatasi ketika kita memberi ruang kepada swasta tidak hanya satu yang monopoli tapi banyak distributor. Inflasi tidak ada masalah asal masih di bawah pertumbuhan ekonomi. Kalau perkirakan BI inflasi 4,5 persen, saya masih di atas 5 persen," katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News