LPG 5,5 Kg Naik Rp 2000 per Kg, Harga BBM dan LPG Melon Tidak Berubah

Tercatat, harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 USD per barel, lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Begitu pula

TRIBUNPONTIANAK/MARPINA SINDIKA WULANDARI
Gas LPG 5,5 kg di PT Roda Jaya Gemilang di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat, Selasa 12 Juli 2022 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Harga LPG 5,5 Kg di Kalimantan Barat mengalami kenaikan sekitar Rp 2000 per Kg. Namun untuk BBM dan LPG subsidi tidak ada perubahan.

Di tengah tren harga Indonesian Crude Price (ICP) untuk BBM dan Contract Price Aramco (CPA) untuk LPG yang masih tinggi, Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan Bahan Bakar Subsidi yakni Pertalite, Solar, dan LPG 3 Kg tidak mengalami perubahan harga.

"Pemerintah melalui Pertamina terus menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau, jadi Pertalite, Solar, dan LPG 3 Kg dijual dengan harga yang tetap," jelas Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting pada Selasa 12 Juli 2022.

Tercatat, harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 USD per barel, lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Begitu pula dengan LPG, tren harga (CPA) masih di tinggi pada bulan Juli ini mencapai 725 USD/Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA sepanjang tahun 2021.

Harga LPG Non Subsidi Alami Kenaikan, Masyarakat Banyak yang Tidak Mengetahui

Melihat tren ini, Irto mengatakan bahwa Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga untuk produk bahan bakar khusus (BBK) atau BBM non subsidi, diantaranya Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite serta LPG non subsidi seperti Bright Gas.

Untuk saat ini, hanya Pertamax yang merupakan BBM non subsidi namun harganya tidak berubah. Penyesuaian ini kata dia memang terus diberlakukan secara berkala sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU).

"Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia. Saat ini penyesuaian kami lakukan kembali untuk produk ertamax Turbo dan Dex Series yang porsinya sekitar 5 persen dari total konsumsi BBM nasional, serta produk LPG non subsidi yang porsinya sekitar 6 persen dari total konsumsi LPG nasional," tekan Irto.

Harga baru seluruh produk ini berlaku mulai tanggal 10 Juli 2022. Untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp 16.200 sebelumnya Rp 14.500, Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 16.500 sebelumnya Rp 13.700, dan Dexlite (CN 51) menjadi 15.000 per liter dari sebelumnya Rp 12.950 untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen.

Untuk LPG non subsidi seperti Bright Gas akan disesuaikan sekitar Rp 2.000 per Kg.

“Untuk Kalbar kenaikan LPG 5,5 Kg Rp2000 per Kg ditambah ongkos kirim. Seluruh Penyesuaian harga di angka sekitar Rp 2.000 baik per liter untuk BBM dan per Kg
untuk LPG, harga ini masih sangat kompetitif dibandingkan produk dengan kualitas setara. Untuk yang subsidi, Pemerintah masih turut andil besar dengan tidak menyesuaikan harganya,” imbuh Irto. (*)

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved