Warga Desak Perbaikan Infrastruktur dan Ketersediaan Jaringan Telekomunikasi di Sintang

Warga di Jalan Cadika, tak minta muluk-muluk. Mereka hanya memohon pada Pemkab Sintang untuk membuatkan drainase yang layak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Agus Pujianto
Warga yang tinggal di kawasan Jalan Cadika, Desa Baning Kota, Sintang, Kalimantan Barat, menanam tiga pohon pisang di tengah jalan sebagai bentuk protes pada pemerintah. Protes warga lantaran drainase jalan Cadika tak kunjung ada perbaikan. Padahal, kondisi ini sudah terjadi lebih dari lima tahun. Akibatnya, jalan tersebut selalu digenangi air. 

“Desa Anggah Jaya mengeluhkan jaringan PLN yang rendah. Padahal di situ dekat dengan PLTU Sungai Ringin. Di samping itu, tiang-tiang PLN juga masih menggunakan kayu, terutama di RT 1,” ujar politisi PDIP dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunpontianak, Selasa 5 Juli 2022.

Menurut Welbertus, warga memohon agar pemerintah Kabupaten Sintang merespon keinginan masyarakat untuk melakukan pengeraasan jalan menuju kantor desa dari Tugu Jam.

“Warga juga berharap agar perusahaan terutama pabrik yang ada di wilayah Anggah Jaya dapat memberikan kepada masyarakat di sini dalam penggunaan CSR untuk kesejahteraan masyarakat," ujar Wel.

Selain Anggah Jaya, untuk desa lain seperti Mail Jampong infrastruktur jalannya sangat memprihatinkan.

Menurutnya, desa ini berada di Kecamatan Sintang yang notabene berada dekat dengan ibu kota kabupaten Sintang, tetapi infrastruktur jalan sangat buruk hingga ke Desa Mungguk Bantok dan Tebing Raya, apalagi ini satu arah.

"Maka masyarakat meminta untuk segera ditinjau dan direalisasikan," jelasnya.

Mewakili kegelisahan masyarakat terkait infrastruktur jalan yang rusak, Welbertus meminta dengan tegas Pemkab Sintang tidak boleh diam dan segera merealisasikan harapan warga.

“Kami memohon kepada pemerintah Kabupaten Sintang memiliki konsep dan pembangunan yang jelas terkait dengan pembangunan jalan dan akses telekomunikasi ini,” tegasnya.

Selain itu, warga Desa Mugguk Bantok dan Tebing Raya berharap adanya pembangunan terkait infrastrktur jaringan telekomunikasi karena desa trersebut susah sekali sinyal.

“Kita sudah tahu, masyarakat sangat memerlukan jaringan telekomunikasi baik untuk pekerjaan maupun pelayanan dasar lainnya. Di sisi lain juga warga sangat berharap agar dibangunnya kantor desa, dan jalan-jalan gang," paparnya.

Hal lain yang disoroti Welbertus adalah salah satu jembatan Sei Kelinau yang memiliki panjang sekitar 40 meter juga memerlukan pembangunan terlebih jembatan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan Desa Mungguk Bantok dan Tebing Raya.

“Ini juga yang butuh perhatian, karena akses utama yang menghubungkan desa Mungguk Bantok. Menurut tokoh masyarakat Desa Tebing Raya, jembatan ini pernah diukur oleh Dinas Pekerjaan Umum pada tahun 2018 dan katanya mau dikerjakan tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya,” Jelasnya.

Menurut Welbertus, untuk desa Merti Guna sendiri juga mengeluhkan hal yang sama.
Dikatahui, jalan di Sungai Labi masih belum ada perbaikan dan jaringan PLN masih menggunakan kayu.

Dengan kondisi tersebut, Welbertus kembali mempertegas agar Pemkab Sintang tidak tinggal diam atas kondisi jaringan PLN yang tiang-tiangnya masih menggunakan kayu.

“Ini sudah lama kami sampaikan kepada pemerintah untuk diperhatikan, tetapi hingga hari ini belum terealisasi. Kami mohon dengan sangat agar pemerintah Kabupaten Sintang bisa mendengar aspirasi kami," harap Wel.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved