Khawatir Virus PMK, Peternak Pilih Tak Datangkan Hewan dari Luar Kabupaten Sintang
Sebagai langkah pencegahan, peternak memilih untuk bertahan mengembangbiakan hewan ternak daripada mendatangkan dari luar.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Peternak sapi dan kambing di Sintang, Kalimantan Barat, mengaku khawatir dengan merebaknya penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menyerang hewan ternak.
Sebagai langkah pencegahan, peternak memilih untuk bertahan mengembangbiakan hewan ternak daripada mendatangkan dari luar.
"Kalau kita sih khawatir, ya khawatir lah. Cuman kan sementara kita cek kondisi sapi kita ndak ada apa-apa, gak ada masalah. Sementara kita bertahan aja gitu. Jadi untuk pengambilan baru dari luar kita gak ambil lagi," kata Setiopriyanto, peternak di Mengkurai, Sintang, belum lama ini.
• Dayung Jadi Cabor Andalan, KONI Sintang Harap Dapat Raih Emas di Porprov
Ada 26 ekor kambing dan 27 ekor sapi di kandang milik Setiopriyanto. Khusus sapi, pengembangbiakan baru dimulai sekitar 3 bulan terakhir. Sementara kambing, sudah lebih dari setahun.
Untuk sapi jenis bali, bibitnya diambil lokal. Sementara limosin, Priyanto mengambil bibit dari luar Sintang. "Terakhir ambil bibit tanggal 27 sebelum lebaran, ada jantan dan betina. Semenjak itu belum pernah ambil lagi," katanya.
Priyanto bersyukur, semua hewan ternak yang dipelihara dalam kondisi bugar. Kalaupun ada, hanya kambing yang terserang penyakit gatal dan langsung disuntik. Dia juga rutin berkoordinasi dengan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk memantau ternaknya.
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
"Dari dinas juga rutin memantau. Kalau ada apa-apa kita hubungi, mereka datang. Sejak awal, kalau misalkan hewan ternak datang dari luar, kita langsung hubungi dinas minta tolong dikasih obat cacing atau apa untuk perawatanya," kata Priyanto.
Kasus PMK Belum Ditemukan
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Eka Dahliana menyatakan penyakit PMK di Kabupaten Sintang masih aman. "Belum ada ternak yang terkonfirmasi PMK," katanya.
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan bergerak cepat untuk mengantisipasi meluasnya virus PMK yang sudah mulai masuk di beberapa wilayah di Kalbar. Upaya yang dilakukan antara lain mengundang OPD terkait serta pedagang dan peternak hewan untuk sosialisasi penyakit PMK.
"Kami menyampaikan juga supaya pemotong atau pengusaha ternak untuk sementara waktu jangan mengambil hewan ternak dari luar sintang karena akan berbahaya. Sementara kabupaten lain sudah ada kasus suspek dan konfirmasi positif PMK," ujar Eka.
Bidang peternakan dan kesehatan hewan akan terus berkoordinasi dengan peternak yang ada di Sintang. Ketika ada laporan hewan ternak sakit, tim akan langsung turun melakukan pemeriksaan kesehatan dan jika diperlukan diambil sampel.
Eka juga meminta peran serta penyuluh lapangan untuk sosialisasi virus PMK hingga tingkat desa dan kecamatan.
"Terkait dengan kesehatan hewan kami sudah menghubungi para peternak dan melihat langsung kondisi ternak mereka. Untuk semnetara belum ada laporan, dan kami juga meminta bantuan kepada penyuluh lapangan untuk menyampaikan penyakit PMK pada masyarakat di kecamatan," harap Eka.
Akan Bentuk Satgas
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Eka Dahliana mengatakan saat ini pihaknya tengah mengonsep pembentukan Satgas untuk pencegahan penyakit kulit dan mulut pada hewan ternak.
"Untuk satgas kita baru ngonsep, surat edaran juga baru kami terima dan baru kami konsultasikan ke bupati sedang untuk mendukung kami melaksanakan kegiatan ini seperti dana tanggap darurat untuk menunjang," ujar Eka.
Ciri dan Pencegahan PMK
Viktor Fernandes, Dokter Hewan pada Bidang Peternakan di Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, mengatakan hewan ternak yang terserang PMK memiliki gejala umum seperti demam, lesu, kemudian disertai gejala khas lepuh di sekitar mulut, rongga dan moncongnya disertai daerah kaki, telapak, tumit hingga sendi.
“Selain itu kadang muncul buih atau busa. Kalau ada ciri-ciri seperti itu segera lapor. Kami mohon bantuan pada masyarakat supaya kita bisa tangani bersama, kita lokalisir dan tidak menyebar luas,” kata Viktor.
Penyakit PMK rentan menulari hewan ternak, seperti Sapi, Domba, Kambing, Kerbau, dan Babi.
Penularan virus ini dapat melalui kontak langsung seperti melalui droplet, leleran cairan hidung, dan serpihan kulit pada hewan yang terinfeksi virus.
Sementara itu penularan secara tidak langsung terjadi pada vektor hidup, yaitu manusia dan hewan lainnya.
“Bahkan kami sebagai tenaga teknis peternakan saja bisa membawa (virus). Misalnya kami berkunjung ke satu lokasi yang ada yang sudah terjangkit dan kami tidak melakukan proteksi diri, dan kami pergi ke peternakan lain, itu sudah bawa virus. Makanya kita saling jaga, seperti kejadian ASF mengapa cepat menyebar karena ya virus menempel di manusia bawa virus,” beber Viktor.
Viktor menyarankan sebaiknya untuk sementara peternak atau pedagang di Sintang, tidak mendatangkan hewan ternak dari luar sebagai langkah pencegahan.
“Untuk imbauan pada masyarakat kita cegah masuknya jenis hewan tersebut ke kabupaten sintang. Jadi kita harus saling waspada saling jaga, agar hewan dari luar sementara ini kita cegah masuk ke sintang. Karena kalau sudah kena satu saja di sintang, penyebaran ke kecamatan lain akan sangat mudah,” jelasnya.
Menurut Viktor, biosekuriti menjadi kunci utama dalam pencegahan dan pengendalian dari kemungkinan penularan penyakit. Bioskuriti merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan.
Bisa dikatakan bahwa itu merupakan garis pertahanan pertama terhadap penyakit yang dapat menyerang ternak.
“Jaga kebersihan kandang kita, salah satunya melalui desinfektan, mirip dengan corona pencegahannya. Dia bisa mati virusnya dari desinfektan. Kalau ada gejala yang mengarah ke PMK segera lapor, karena kami perlu bantuan dari masyarakat untuk segera kami telurusi, misalnya di satu daerah ada kejadian, kan kita bisa segera lokalisasi. Sehingga penyebabran tidak meluas,” harap Viktor. (*)