Sapi Kurban Jokowi di Sanggau Diduga Terinfeksi Penyakit PMK, Ketapang Lakukan Karantina Wilayah

Maka dari itu, lanjut Dadan, pihaknya telah lakukan pengambilan sampel terhadap sapi tersebut untuk dites di laboratorium.

Editor: Marlen Sitinjak
IST
Sapi kurban bantuan Presiden Joko Widodo untuk Idul Adha yang dititipkan kepada seorang peternak di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK). (Istimewa) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak terjadi di sejumlah daerah di Kalimantan Barat (Kalbar).

Di di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, sapi kurban bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Idul Adha yang dititipkan kepada seorang peternak diduga terinfeksi PMK.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sanggau, Dadan Sumarna mengatakan, sapi tersebut mengalami gejala mulut berbusa dan kaki luka.

"Ada laporan, sapi bantuan Presiden Joko Widodo untuk Idul Adha mulutnya berbuih dan kaki ada luka," kata Dadan kepada wartawan, Senin 16 Mei 2022.

Setelah ditanya kepada peternak, jelas Dadan, sapi tersebut kelebihan makan kecap.

"Tapi dari ciri-cirinya, yakni mulut berbusa dan kaki ada luka. Itu salah satu ciri penyakit mulut dan kuku," ucap Dadan.

Khawatir Virus PMK, Peternak Pilih Tak Datangkan Sapi dari Luar Kota Sintang

Maka dari itu, lanjut Dadan, pihaknya telah lakukan pengambilan sampel terhadap sapi tersebut untuk dites di laboratorium.

"Positif atau negatif penyakit mulut dan kuku, hasilnya baru diketahui pekan depan," ujar Dadan.

Sebelumnya, sejumlah daerah di Kalbar ditemukan suspek penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, khususnya kambing dan sapi.

Daerah-daerah tersebut antara lain Kabupaten Mempawah, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, dan Kota Pontianak.

Adapun rincian jumlah hewan suspek PMK di masing-masing daerah tersebut adalah Kabupaten Mempawah dengan 10 ekor kambing, Kabupaten Kubu Raya 154 ekor, Kabupaten Ketapang 18 ekor dan Kota Pontianak 84 ekor.

"Totalnya 190 ekor. Meliputi sapi 76 ekor dan kambing 114 ekor," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kalbar, M Munsif saat dihubungi, Jumat 13 Mei 2022.

Munsif mengimbau seluruh peternak untuk segera melapor jika mendapati hewan ternaknya mengalami gejala penyakit mulut dan kuku.

Selain itu, Disbunak Kalbar juga telah membuka hotline pengaduan ke nomor 081349330651.

"Bisa juga lapor ke Dinas Peternakan atau Puskesmas terdekat," ujat Munsif.

Ditemukan 30 Ekor Hewan Positif PMK, Pemkot Pontianak Hentikan Pengiriman Sementara Waktu

Isolasi

Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang melalui Kabid Peternakan Khoirul Syahri mengungkap jumlah suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak di Ketapang berjumlah 18 ekor sapi.

Jumlah tersebut didapat setelah pihaknya melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap penyebaran PMK ke sejumlah sentra hewan ternak di Kabupaten Ketapang.

Dari 18 ekor sapi itu, 8 di antaranya ditemukan satu kandang di lokasi PT Cargill di Kecamatan Manis Mata, yang mana 2 di antaranya sudah menunjukkan gejala.

Sedangkan yang bisa diambil untuk sampel berjumlah 5 ekor.

"Untuk yang menujukkan gejala saat ini kondisinya sudah mulai membaik dan masih diisolasi dipisahkan dengan ternak lain," kata Khoirul, Senin 16 Mei 2022.

Selain itu, suspek selanjutnya ditemukan di Kecamatan Benua Kayong tepatnya di Desa Kinjil Pesisir berjumlah 7 ekor sapi dan Kelurahan Muliakerta 3 ekor yang sudah menunjukkan gejala PMK.

"Semua sudah diambil sampel oleh pihak Balai Veteriner Banjarbaru. Saat ini dari 10 ekor tersebut, 9 ekor sudah mulai membaik. Sedangkan 1 ekor masih dalam kondisi lemah tapi nafsu makan sudah ada," jelasnya.

Khoirul menegaskan, saat ini semua hewan ternak yang suspek, masih diisolasi dan dilakukan biosekuriti di masing-masing kandang.

Kasus PMK Masuk Kalbar, Begini Penjelasan Dokter Hewan

Pengawasan pun sudah dilakukan bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam hal ini Polres Ketapang secara keseluruhan dan masing - masing Kecamatan melalui Polsek setempat.

Sedangkan mengenai bentuk mitigasi, kata Khoirul, penanganan secara intensif terus dilakukan pada hewan yang sakit dengan injeksi antibiotik dan vitamin.

Selain itu, dilakukan juga pelaksanaan biosekuriti secara ketat yaitu penyemprotan kandang secara berkala dengan disinfektan.

"Yang paling penting adalah lock down artinya untuk sementara waktu tidak diperkenankan ternak dari luar ketapang masuk ketapang dan keluar ketapang," ujarnya.

Menurut Khoirul, pihaknya juga telah menyebar poster terkait PMK dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) di 20 Kecamatan se-Kabupaten Ketapang.

"Yang akan dilakukan pemeriksaan terutama pada daerah atau kecamatan padat ternak dan yang paling sering dilalui kendaraan bermuatan ternak atau lalu lintas ternak," tegasnya.

Lebih lanjut, Khoirul mengungkapkan untuk populasi hewan ternak potong khususnya sapi di ketapang merupakan yang terbesar di Kalimantan Barat sekitar 32.000 ekor lebih.

Tetapi untuk keperluan potong, masih kekurangan stok.

"Kekurangan ini lah biasanya peternak atau pengusaha mendatangkan ternak dari luar ketapang. Biasanya dari Kalteng," pungkasnya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sapi Kurban Jokowi untuk Warga Sanggau Kalbar Diduga Terinfeksi PMK"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved