Lestarikan Budaya Pontianak, Komunitas Meriam Karbit Setia Tembelan Semarakan Ramadhan & Idul Fitri
walaupun festival meriam Karbit tahun ini tidak diadakan, namun demi melestarikan budaya khas Pontianak, dan menyemarakkan hari raya Idul Fitri,
Penulis: Ferryanto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Setiap bulan ramadhan, khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri, suara dentuman menggelegar selalu menyemarakkan malam di Kota Pontianak.
Suara itu berasal dari deretan meriam karbit raksasa yang berjajar di sejumlah titik tepian sungai Kapuas Pontianak.
Dentuman menggelegar saling bersahutan dari dua sisi tepian Sungai Kapuas.
Meriam karbit, merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadan dan malam Idulfitri di Kota Pontianak.
• Persiapan Jelang Lebaran, Warga Siapkan Meriam Karbit Raksasa Hingga Habiskan Rp 15 Juta
Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50 - 100 centimeter dan panjang kisaran 5 hingga 6 meter.
Untuk membunyikannya, dibutuhkan bahan bakar berupa karbit, yang dimasukkan ke dalam meriam raksasa itu.
Setelah itu, meriam diisi dengan aiir, lalu lubang pada bagian pangkal meriam pun disulut api untuk menghasilkan bunyi menggelar yang dapat terdengar hingga seluruh penjuru Kota.
Salahudin Al Ayubbi yang biasa disapa Ale, dari Komunitas Meriam karbit SETIA TAMBELAN yang berada di jalan Haji Abu Naim, Kelurahan Tambelan Sampit Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak menyampaikan, walaupun festival meriam Karbit tahun ini tidak diadakan, namun demi melestarikan budaya khas Pontianak, dan menyemarakkan hari raya Idul Fitri, dirinya bersama anggota lain tetap memainkan meriam karbit raksasa itu.
"Kita tidak menggelar festival meriam karbit tahun ini, tetapi jika masyarakat ingin memainkannya dipersilakan, karena kami sudah menyiapkan meriam ini untuk dimainkan," tuturnya.
Dalam menyiapkan permainan meriam karbit raksasa ini, dirinya bersama anggota kelompok melakukannya secara swadaya gotong royong.
Mulai dari mengangkat meriam dari dasar sungai hingga melakukan perawatan mulai dari membersihkan meriam, mengikatkan rotan ke meriam, hingga mewarnai meriam.
Tidak ada maksud lain, tujuan utama hanya untuk menyemarakkan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri di Kota Pontianak.
Untuk, membunyikan meriam karbit sendiri, terdapat beberapa proses persiapan yang harus dilakukan.
Langkah pertama dimulai dengan menutup lubang pada moncong meriam karbit. Penutupan tersebut biasanya dilakukan dengan kertas koran bekas.