Antrean Panjang Truk di Sejumlah SPBU, Maman: Dua Hari Baru Dapat Solar

Sementara itu antrean panjang kendaraan roda empat juga terlihat di sejumlah SPBU di Kabupaten Sekadau.

Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Sejumlah pengendara truk mengantri kedatangan suplai BBM Solar di SPBU Jalan Imam Bonjol, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat 8 April 2022. Kelangkaan solar turut ditengarai diakibatkan adanya pengepul BBM Solar Subsidi yang kemudian dijual kembali ke industri dengan harga yang lebih murah dari harga BBM Industri. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK  - Antrean panjang truk masih terjadi saat mengantre bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di sejumlah SPBU di Kalbar. Hal serupa terjadi di Kabupaten Sambas, Kalbar. Para sopir terpaksa harus rela mengantre berhari-hari demi mendapatkan BBM solar.

Satu di antara sopir truk, Maman, mengeluhkan sulitnya untuk memperoleh BBM jenis solar. Maman mengaku dirinya sampai antre dua hari baru bisa mendapatkan solar.

"Kelangkaan terjadi hampir tiga bulanan. Saya berharap kepada Pemerintah Pusat, maupun pihak terkait untuk memperhatikan kondisi kami, sulitnya kami memperoleh BBM jenis solar," kata Maman, Jumat 8 April 2022.

Maman berharap pasokan solar mengalami kelancaran dan ketersediaan sehingga sopir-sopir truk mudah mendapatkan solar.

“Kami mewakili kawan-kawan supir mengharapkan pemerintah segera bertindak demi kelancaran pasokan solar, dan memudahkan kami mendapatkan kebutuhan solar,” harapnya.

Solar Langka, Gubernur Sutarmidji Sebut Disparitas Harga, Kuota Subsidi Habis Hingga Aksi Spekulan

Sementara itu, Manager SPBU di Kecamatan Sambas, Laorensius, ketika dikonfirmasi membenarkan banyaknya antrean mobil di SPBU tempatnya bekerja. Menurut dia, antrean tak hanya di SPBU tempat dia bekerja namun juga terjadi di hamper semua SPBU di Kabupaten Sambas yang menjual solar.

“Setiap hari kita mendapatkan kiriman dari Depo Pertamina, antrean terjadi bukan hanya di SPBU kami, hampir semua SPBU mengalami hal yang sama,” jelas Laorensius, kemarin pagi.
Laurensius mengatakan meski sering terjadi antrean solar memanjang di SPBU tempat dirinya bekerja, namun hampir 100 persen kendaraan BBM jenis solar dapat terisi.

Sementara itu antrean panjang kendaraan roda empat juga terlihat di sejumlah SPBU di Kabupaten Sekadau. Kendaraan yang mengantre didominasi mobil truk dengan jumlah hampir 20 truk setiap harinya.

Kondisi tersebut diakui Madi (41) seorang sopir truk. Ia mengaku harus mengantre untuk mendapatkan solar di SPBU dengan harga Rp 5.150 perliter. Sementara jika mengisi di kios atau pertamini satu liter solar biasa mencapai Rp 7.500.

Pria yang kesehariannya menjadi sopir truk pengangkut pasir dan batu itu mengakui baru dua kali mengantre di SPBU. Baginya antrean tersebut hal biasa, ketika tidak mendapatkan solar di SPBU pun hal biasa.

"Kalau tidak kebagian di SPBU ya kita ke kios-kios. Saya sih baru dua kali ikut mengantre. Kadang ada juga saat tidak perlu mengantre," ungkapnya saat mengantre di SPBU yang berlokasi di Jl Merdeka Timur, Kecamatan Sekadau Hilir.

Antrean panjang itupun diakui Madi berdampak bagi para pengantre. Sebab, semakin banyaknya antrean maka semakin lama waktu yang terbuang. Namun hal tersebut sudah menjadi konsekuensi jika memang memilih mengantre di SPBU. Tak banyak harapnya, hanya agar solar selalu tersedia di SPBU.

Awasi BBM

Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol, Suryanbodo Asmoro, memastikan bahwa stok bahan bakar minyak (BBM) di Kalimantan Barat sebenarnya aman dan tidak ada kelangkaan. Hal itu disampaikannya setelah rapat bersama Kapolri melalui vidio converence, Jumat 8 April 202.

"Bila hitung-hitungan tentang kuota tidak ada masalah, dan tercukupi secara nasional dan khusus untuk Kalbar juga tercukupi," ujar Irjen Pol Suryanbodo Asmoro.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved