Titin 10 Tahun Aktif Kembangkan Pakaian Adat Dayak di Sekadau
Ia pun harus berjibaku dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Terutama semakin banyaknya persaingan di dunia tata busana
Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Berawal dari kecintaan terhadap baju adat Dayak, Veronika Titin Erlinda (38) atau yang biasa disapa Titin aktif menggeluti dunia tata busana sejak 10 tahun silam.
Hasilkan produk unggulan sembari melestarikan kebudayaan, Minggu 20 Maret 2022.
Titin merupakan pemilik Galeri Maelovagau yang merupakan galeri pakaian adat Dayak berbahan Kapuak yang berada di Kabupaten Sekadau. Tepatnya di GG Kerama No. 163, Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
Diungkapkannya awal mula berdirinya Galeri Maelovagau pada tahun 2012 adalah karena kecintaan dan hobby nya terhadap pakaian adat Dayak.
• Dampak Pandemi Covid-19, Penyedia Jasa Sewa Baju di Sekadau Turun Omzet Hingga 50 Persen
Selain itu, sebagai keturunan Dayak Ketungau Ia ingin ikut melestarikan adat dan budaya Dayak di Kabupaten Sekadau, dan Kalimantan pada umumnya.
Adapun motif yang Ia gunakan adalah motif akar, hal itu karena Ia meyakini bahwa akar adalah sumber dari kehidupan alam dan hal mendasar dari alam. Selain itu motif akar juga mudah diaplikasikan dengan bentuk yang beragam.
Pakaian adat Dayak yang dipajangnya didominasi dari bahan Kapuak kombinasi satin bridal, kain drill. Jumlahnya lebih dari 50 pasang khusus untuk baju berbahan Kapuak, dengan penggunaan biasanya untuk acara pernikahan Adat Dayak. Sedangkan untuk baju tari lebih dari 100 pasang, dengan setiap modelnya bisa terbagi menjadi 6-8 pasang baju tari.
Dalam mengembangkan usahanya, Titin mengaku hanya belajar secara otodidak. Dimana, galeri Maelovagau pada awalnya hanya menyediakan pakaian tari dan seiring berkembangnya usaha mulai merambah ke pakaian berbahan Kapuak.
Untuk pemasaran, baik dalam penjualan maupun sewa. Jangkauan Galeri Maelovagau juga sudah cukup luas, dimana para pelanggannya tidak hanya di wilayah Kabupaten Sekadau, melainkan juga dari seluruh Kalimantan Barat seperti Landak, Nanga Pinoh, Bodok hingga ke Singapura.
"Paling jauh dijual ke Singapura. Mereka lihat kita promosikan produk kita lewat media sosial Facebook, Instagram jadi mereka pesan. Ada tiga pasang baju, terakhir kemarin bahan Kapuak, sebelumnya baju tari," ujar Titin.
Dijelaskan Titin, dalam setiap transaksi jual beli atau sewa. Tidak melulu pelanggan datang langsung di galerinya. Kebanyakan jika konsumen dari luar kota hanya melalui media sosial untuk pemilihan model baju dan ukuran.
"Tidak semuanya datang langsung ke galeri, mereka pilih model yang kita upload lalu kita kirim lewat jasa pengiriman dan selama ini baju yang dipilih selalu pas dengan yang menyewa, walaupun tidak melihat langsung," lanjutnya.
Untuk harga, Ia mematok Rp. 1.000.000,00 untuk sepasang baju Kapuak, dan Rp. 5.50.000,00 sepasang untuk baju tari. Sedangkan jika dijual, satu pasang baju Kapuak Rp. 5.500.000,00 dan satu pasang baju tari Rp. 1.500.000,00, semuanya lengkap dengan aksesoris.
Harga tersebut juga masih dapat disesuaikan dengan budget dari konsumen. Dimana khusus untuk baju berbahan Kapuak, konsumen bisa memesan dengan budget dan model yang diinginkan. Sedangkan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu pasang baju tersebut sekitar 1,5 bulan.
Menjadi pengelola galeri Maelovagau, Titin diketahui juga merupakan ASN di Sekretariat DPRD Kabupaten Sekadau.