Stock Minyak Goreng Subsidi, Masih Sulit Didapatkan di Kota Pontianak
Dari pantauan Tribun, di beberapa Retail Modern dan Pasar Tradisional yang ada di Kota Pontianak, terlihat stock minyak goreng subsidi masih sulit
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan No. 3 Tahun 2022, terkait penyediaan minyak goreng kemasan untuk kebutuhan Masyarakat Indonesia.
Peraturan yang sudah mulai berlaku sejak 19 Januari lalu, hingga enam bulan kedepan ini, menetapkan harga minyak goreng pasaran, khususnya retail modern dan pasar tradisional, dengan tarif harga Rp. 14.000 perliter.
Dari pantauan Tribun, di beberapa Retail Modern dan Pasar Tradisional yang ada di Kota Pontianak, terlihat stock minyak goreng subsidi masih sulit di dapatkan.
• Pedagang di Sukadana Ungkap Soal Harga Minyak Goreng Terkini
Satu di antara penjaga toko klontong, di pasar Flamboyan, Jl. Gajah Mada, Kota Pontianak, Ahui, mengatakan, baru sekali menerima distribusi minyak goreng harga subsidi.
“Baru sekali dapatnya, itu juga minggu lalu. Dapatnya 5 dus, cuman dalam waktu beberapa hari, sudah habis,” jelasnya, Senin, 21 Februari 2022.
Ia menambahkan, tidak mengetahui kapan akan mendapatkan harga minyak goreng subsidi, untuk dapat di jual lagi.
“Waduh, kurang tahu saya kapan lagi dapatnya. Kalau kemarin saya memang pesan 5 dus, merk Fortune,” tukasnya.
Ahui mengungkapkan, minyak goreng yang ia jual saat ini, merupakan stok lama yang ia beli dengan harga non subsidi.
“Merk Bimoli ini, Rp. 18.000 perliter, ini stock lama saya. Dan ini juga tinggal satu bungkus, kalau ini di beli, habis stock minyak gorengnya,” ucapnya.
Sementara itu, satu di antara pegawai Retail Modern, di Jl. Ayani, Kota Pontianak, mengatakan, bahwa stok di tokonya sudah lama habis.
“Sudah lama habis stoknya, minggu lalu mungkin terakhir ada stock minyak gorengnya,” katanya.
Ia menambahkan, tidak tahu kapan lagi akan datang stock Minyak Goreng.
“Kalau datang lagi saya kurang tahu kapan, memang tidak menentu datangnya,” ujarnya.
Bagus sedikit menunjukan kebingungannya, terhadap stock minyak goreng yang langka.
“Padahal di Kalbar ini sawit kita banyak, tapi bisa sulit ya minyak goreng, haha,” imbuhnya