RSUD dr Soedarso Pontianak Berikan Pelayanan Gratis Operasi Sirkumsisi Bagi Anak Penderita Hemofilia
RSUD dr Soedarso Pontianak menjadi satu-satunya rumah sakit di Kalbar yang memberikan pelayanan dan obat gratis bagi penderita penyakit Hemofilia.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - RSUD dr Soedarso Pontianak menjadi satu-satunya rumah sakit di Kalbar yang memberikan pelayanan dan obat gratis bagi penderita penyakit Hemofilia.
Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor VIII dan faktor IX.
Saat mengalami luka atau trauma, perdarahan akan berlangsung lebih lama.
Hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik. Mutasi genetik yang terjadi pada hemofilia menyebabkan darah kekurangan protein pembentuk faktor pembekuan.
Kekurangan faktor pembekuan ini akan menyebabkan darah sukar membeku.
Maka dari itu, bagi penderita hemofilia tidak bisa melakukan tindakan operasi atau pengobatan sembarangan,seperti ingin melakukan tindakan sunat.
• Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, RSUD Soedarso Pontianak Sudah Siapkan SDM, Sarana dan Prasarana
Dalam hal ini, RSUD dr Soedarso juga memberikan pelayanan gratis bagi penderita penyakit Hemofilia yang ingin melakukan operasi Sirkumsisi atau sunat yang ditangani khusus di ruang operasi oleh dokter bedah anak.
Pada hari ini ada dua anak yang akan melakukan operasi sirkumsisi di ruang operasi RSUD dr Soedarso yang ditangani langsung oleh Tim Dokter anak di RSUD dr Soedarso Pontianak, Selasa 15 Februari 2022.
Satu di antara orangtua pasien yang akan melakukan operasi sirkumsisi yakni Dedi Andarwanto yang berasal dari Air Upas, Kabupaten Ketapang.
Ia mengatakan sudah mengetahui anaknya menderita hemofilia sejak usia 1 tahun, di mana awalnya mengalami pembengkakan di pipinya.
“Selanjutnya perawatan yang kami lakukan kami bawa ke RS Soedarso untuk melakukan terapi menggunakan obat Koate untuk penambah faktor VIII,” ujarnya.
Ia mengatakan hari ini akan dilakukan tindakan operasi sirkumsisi (sunat) terhadap anaknya yang kini sudah berusia 10 tahun.
Anaknya yang bernama Candra saat ini juga sudah duduk dibangku sekolah seperti anak normalnya. Namun tentu ia bersama sang istri lebih protect untuk menjaga sang anak.
“Jadi kita informasikan kepada gurunya bahwa anak ini mengalami kelainan darah dan tidak boleh olahraga berat. Jadi kita izin tidak diikutkan olahraga atau kegiatan ekstrem, karena akan menimbulkan bengkak-bengkak di sendi. Kalau sudah gitu harus diinjeksi obat Koate,” jelasnya.
• Direktur RSUD Soedarso Terus Perbaiki Imej SDM RSUD Soedarso Pontianak Dalam Berikan Pelayanan
Sedangkan untuk kegiatan dilingkungan rumah atau diluar sekolah. Ia bersama sang istri juga protect supaya tidak bermain dengan benda tajam atau ekstrem.