Breaking News

Kontroversi Edy Mulyadi

Sapma PP Minta Polri Tetap Proses Hukum Edy Mulyadi

Proses hukum harus tetap berjalan, agar ada efek jera terhadap pelaku ujaran kebencian. Jangan hanya dengan meminta maaf, kasus dihentikan begitu saja

Penulis: Destriadi Yunas Jumasani | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Destriadi Yunas Jumasani
Pengurus Satuan Pelajar Siswa dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Pusat, Eri Hikmatul Basyir memberikan pernyataan sikap terkait kasus Edy Mulyadi, di Jalan Sulawesi, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 24 Januari 2022 malam. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gelombang protes atas pernyataan mantan calon anggota legislatif (Caleg), Edy Mulyadi terus mendapat respon dari berbagai elemen masyarakat di Kalimantan, termasuk di Kalimantan Barat.

Pengurus Satuan Pelajar Siswa dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Pusat, Eri Hikmatul Basyir menganggap pernyataan Edy Mulyadi yang menyebutkan Kalimantan sebagai tempat jin membuang anak, jelas telah melukai perasaan warga Kalimantan.

Menurut Eri pernyataan tersebut jelas bertentangan dengan nilai dari sila ketiga Pancasila yakni, Persatuan Indonesia.

"Kalaulah Edy menolak ibu kota negara baru, tidak menjadi masalah. Permasalahannya kalimat yang digunakan tidak pantas," ujar Eri saat ditemui di Jalan Sulawesi, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 25 Januari 2022 malam.

OKP se-Kabupaten Sekadau Laporkan Edy Mulyadi ke Polres Sekadau

Eri menegaskan pernyataan dengan muatan penghinaan itu dikhawatirkan akan memecah belah persatuan. Sehingga Eri menganggap aparat penegak hukum harus mengambil langkah cepat untuk menindak pelaku.

Proses hukum harus tetap berjalan, agar ada efek jera terhadap pelaku ujaran kebencian. Jangan hanya dengan meminta maaf, kasus dihentikan begitu saja.

"Pernyataan Edy Mulyadi sangat melukai kami warga Kalimantan seolah-olah kami ini masyarakat jauh dari peradaban. Kalaupun Edy Mulyadi sudah meminta maaf itu adalah kewajibannya, tetapi proses hukum harus tetap berjalan," terangnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Sapma Pemuda Pancasila Kabupaten Mempawah, Ilham Rinaldy menganggap hinaan yang dilontarkan Edy Mulyadi tidak sebanding dengan kontribusi warga Kalimatan untuk Indonesia.

Ilham mengatakan, Edy Mulyadi mungkin tidak mengetahui, jika Kalimantan turut berkontribusi besar bagi pendapatan negara.

"Jangan memandang Kalimantan hanya sebelah mata," kata Ilham.

Ilham pun meminta agar aparat penegak hukum dapat menindak Edy Mulyadi beserta pelaku lainnya yang telah secara terang-terangan menghina Kalimantan. (*)

(Simak berita terbaru dari Pontianak)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved