Tarif Prostitusi Online Gadis Muda 2022 di Michat Terungkap - Modus Mucikari Pontianak Jerat Korban
Menggunakan aplikasi media sosial MiChat, para mucikari ini mengkoordinir lalu menjajakan para korbannya.
Penulis: Ferryanto | Editor: Rizky Zulham
Jasa prostitusi dan penggunanya bukanlah hal baru.
Ini sudah ada sejak lama, bahkan jauh sebelum kemerdekaan negara kita.
Pria hidung belang dan kupu-kupu malam seperti mata koin yang tak bisa dilepaskan.
Namun, mengapa praktik ini tetap ada di masyarakat dan terus dijalankan hingga melibatkan bintang televisi yang namanya dikenal luas?
• Ini Aplikasi Pertemanan yang Kerap Digunakan Untuk Transaksi Prostitusi Online
Linda Setiawati, psikolog dari Personal Growth, mengatakan bahwa ada beberaapa kemungkinan mengapa ada banyak pria yang suka "jajan".
Dari sekian banyak kemungkinan, salah satu faktor mendasar adalah faktor biologis.
"Seperti adanya dorongan seks yang cukup besar, namun tidak dapat disalurkan. Akhirnya, jasa prostitusi menjadi jawaban untuk menyalurkannya," kata Linda mengutip Kompas.com.
Kalau faktor yang disebutkan di atas mungkin dialami pria lajang, bukan berarti jasa prostitusi tidak dipilih oleh mereka yang sudah menikah.
Untuk yang kedua, Linda menyebut hal itu terjadi karena adanya hambatan atau masalah seksual dengan pasangan sehingga menggunakan jasa prostitusi untuk memenuhi kebutuhan seksualnya.
Faktor lain seperti hubungan yang kurang harmonis dengan pasangan atau rasa kesepian bisa menjadi alasan sebagai pelarian dari masalah utama ke prostitusi.
"Atau bisa jadi didorong rasa penasaran atau keinginan merasakan hal-hal yang menantang," ujarnya.
Dari berbagai alasan tersebut, Linda mengimbau agar para pengguna jasa prostitusi untuk lebih memperhatikan kontrol diri.
"Dengan kontrol atau pengelolaan diri yang baik, individu dapat mencari penyelesaian masalah yang lebih tepat untuk masalah yang dialami (dibanding prostitusi)," tukasnya.
(*)