Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 Indonesia Tahun 2022 dari Epidemiolog Griffith University

Ada sejumlah alasan yang dikemukakannya di balik prediksi tersebut.................................................................

Editor: Jimmi Abraham
Pixabay/Qimono
Ilustrasi Covid-19. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Peneliti pandemi sekaligus epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman melontarkan prediksi Indonesia akan mengalami gelombang ketiga infeksi virus corona pada Februari atau Maret 2022.

Ada sejumlah alasan yang dikemukakannya di balik prediksi tersebut.

Satu diantaranya adalah melemahnya antibodi yang dimiliki masyarakat.

"Prediksinya adalah Februari atau akhir Februari-Maret," kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Senin 10 Januari 2022.

"Dari sisi program vaksinasi kita yang rata-rata yang dimulai Januari lalu, termasuk gelombang Delta yang membuat sebagian besar penduduk terinfeksi dan memiliki antobodi dan imunitas, termasuk divaksinasi, Februari-Maret itu adalah di mana proteksinya cenderung berpotensi menurun, sebagian besar, sehingga rawan," jelas dia.

(Update berita nasional, internasional dan regional menarik lainnya disini)

Di samping itu, Indonesia masih mempunyai beban vaksinasi penduduk yang jumlahnya cukup signifikan.

Hingga Senin 10 Januari 2022, data Kementerian Kesehatan menunjukkan vaksinasi dosis pertama baru ada di angka 81,74 persen dan dosis kedua 56,24 persen.

"Kalau selama masih ada sejumlah besar penduduk belum memiliki imunitas dan jumlahnya signifikan, 5-10 persen saja sudah signifikan, di situ lah akan selalu ada potensi gelombang ketiga," jelas Dicky.

Daftar Vaksin Booster yang Mendapat Izin BPOM ! Ada 5 Vaksin Covid Nih, Apa Saja ?

Prediksi gelombang ketiga Covid-19

Dicky menyebut telah memprediksi potensi gelombang ketiga ini pada Agustus 2021, sejak Omicron belum dilaporkan pada November 2021.

"Gelombang ketiga itu sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, bahkan sebelum Omicron saya sampaikan ini," ujar dia.

Kini, dengan adanya Omicron di Indonesia, potensi gelombang ketiga menjadi semakin besar.

Bukan hanya dari jumlah kasus, tapi juga dampaknya.

"Karena dia (dampak Omicron) bersinergi dengan dampak Delta yang belum selesai," ungkap Dicky.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved