Jurus Ampuh Membendung Omicron di Indonesia
Sebagaimana pencapaian taget vaksin yang digambarkan dalam situasi epidemiologis di Afrika Selatan memicu terjadinya gelombang Ke-3 yang didominasi va
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Omicron sebagai varian baru telah ditandai oleh para ilmuwan, dikarenakan jumlah mutasi yang sangat tinggi, membuat virus lebih kebal/resisten terhadap vaksin, meningkatkan penularan dan menyebabkan gejala yang lebih parah, sehingga sangat mengkhawatirkan.
WHO menjelaskan bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, serta menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. Oleh karenanya WHO telah menetapkan varian Omicron dotetapkan sebagai Variant of Concern (VOC).
Demikian yang disampaikan oleh Ahli Epidemiologi sekaligus ketua tim kajian ilmiah Covid-19 Poltekkes Kemenkes Pontianak dan Ketua Muhmamadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kalimantan Barat, Dr. Malik Saepudin SKM,M.Kes
Lebih lanjut ia menjelaskan, meskipun secara teori, sesungguhnya mutasi virus bisa ke arah yg kurang ganas, tetapi harus tetap diwaspadahi. Dimana adanya lonjakan dan mutasi besar-besaran pada Omicron secara teoritis, dipercaya hanya sekedar untuk melanjutkan garis keturunan mereka dengan menjaga inang tetap hidup dan menginfeksi lebih banyak orang, sehingga bermutasi menjadi versi yang resisten terhadap vaksin dan lebih menular tetapi kurang ganas.
Berikut penuturan lengkapnya:
Secara teori juga dapat dijelaskan bahwa adanya mutasi yg terus menerus pada virus, akan terjadi lonjakan protein yang “berjumlah besar”sehingga berdampak pada pengurangan efektivitas vaksin, serta hanya memberikan perlindungan secara parsial. Namun keberadaan antibodi yang terbentuk dari 2 sumber yakni pemberian vaksin dosis 2 kali dan pembentukan anti bodi secara alamiah dalam tubuh dapat bekerja secara efektif dalam menetralkan virus tersebut. Oleh kerananya pencapaian target vaksin dosis ke-2 sampai > 70% menjadi hal yang sangt penting dan mendesak.
Sebagaimana pencapaian taget vaksin yang digambarkan dalam situasi epidemiologis di Afrika Selatan memicu terjadinya gelombang Ke-3 yang didominasi varian B.1.1.529 atau Omicron, dan bahkan dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat secara tajam.
• Apa Jenis Masker yang Tepat untuk Menangkal Covid Omicron ? Ini Saran Ahli Patologi dan Epidemiolog
Jumlah kasus varian ini meningkat di hampir semua wilayah di Afrika Selatan. Hal tersebut terjadi krn adanya penurunan dalam pengujian, penelusuran, pelacakan, dan isolasi, serta target Vaksin yang belum mencapai 70% dan khususnya dikalangan usia muda, karena kasus didominasi usia muda, serta juga kondisi perbatasan pintu masuk keluar yg tidak terpantau dengan baik, sehingga Varian baru ini secara cepat menyebar keseluruh penjuru dunia.
Belajar dari apa yg sedang terjadi di Afrika Selatan, maka Indonesia harus berhati-hati, terutama dalam penanganan kasus import yang cepat dan tepat.
Kasus pertama yang dilaporkan di Indonesia, ini menjadi salah satu petunjuk awal yang harus dipelajari dan ditangani dengan cermat. Karena secara epidemiologis, 1 kasus sebagai fenomena "gunung es", maka sesunggunya telah ada banyak kasus yang belum terdeteksi.
Bagaimana mungkin bisa masuk ke wilayah Indonesia, mencerminkan sistem pengawasan dan penataan mobilitas penduduk di pintu masuk ke Indonesia masih lemah.
Demikian juga adanya 5 kasus terkonfirmasi positif Civid-19 dari warga negara asing, Amerika, Inggris dan Tiongkok, sebagai kasus import, ini juga memperkuat cermin lemahnya sistem pengawasan penerapan UU karantiana pada pintu masuk orang asing ke Wilayah Indonesia. Bahkan bisa jadi karena test PCR dipintu masuk sebagai salah satu syarat wisatawan kurang efektif.
Menurut WHO, menunjukan beberapa kegagalan test PCR di Labaritorium dalam mendeteksi varian baru tersebut (salah satu dari tiga gen target tidak terdeteksi), sehingga tes PCR ini hanya dapat digunakan sebagai penanda adanya varian Omicron.
Diharapkan semoga WHO dapat mempelopori dalam penemuan test/metode yang lebih akurat untuk mengetahui penyebaran mutasi virus yang cepat tersebut.
Saatnya pemerintah Indonesia dan Provinsi/Kabupaten/kota se-Kalbar melakukan evaluasi diri dlam percepatan dan penanganan Covid-19 yang lebih baik, dan belajar dari kegagalan dan situasi yng sedang terjadi di Afrika selatan.
• Cek Kelompok Rentan Covid Omicron ! WHO Ingatkan Jangan Anggap Remeh Covid Varian Omicron