Cek Kelompok Rentan Covid Omicron ! WHO Ingatkan Jangan Anggap Remeh Covid Varian Omicron
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa lonjakan kasus akibat varian B.1.1.529 atau Omicron berbahaya bagi kelompok rentan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pimpinan Teknis Covid-19 WHO, dr Maria Van Kerkhove, menyatakan kekhawatirannya orang-orang menganggap remeh varian Omicron karena gejala yang ditimbulkan umumnya tidak terlalu parah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa lonjakan kasus akibat varian B.1.1.529 atau Omicron berbahaya bagi kelompok rentan.
Kendati cakupan vaksinasi saat ini sudah cukup tinggi. Ia mengingatkan, kelompok rentan sangat diperhitungkan dalam penanganan pandemi.
"Jadi, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah Omicron lebih parah atau tidak, tetapi kami memiliki beberapa laporan awal bahwa itu tidak terlalu parah. Sekarang, jangan tertipu. Bahkan jika kita memiliki virus yang menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, virus ini dapat menyerang populasi yang rentan," ujar Maria, dalam melalui unggahan YouTube WHO, Jumat 17 Desember 2021.
(Update berita nasional, internasional dan regional menarik lainnya disini)
• Ciri-ciri Covid Omicron yang Perlu Diketahui ! Apa itu Omicron ? Virus Omicron Bermula di Afrika
Siapa saja kelompok rentan?
Seperti saat awal pandemi Covid-19, WHO sudah memetakan kelompok mana saja yang memiliki risiko tinggi keparahan penyakit dan kematian akibat virus corona.
Pertama, mereka yang memiliki komorbid. Kedua, kelompok usia lanjut.
"Dan kami tahu orang-orang dengan kondisi yang mendasarinya, orang lanjut usia, jika mereka terinfeksi varian SARS-CoV-2, termasuk Omicron, mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah," kata Maria.
Yang bisa dilakukan adalah mencegah angka penularan di semua populasi, baik yang sudah divaksin maupun yang belum.
Lonjakan kasus bisa sangat memengaruhi sistem kesehatan.
Belum lagi tidak semua negara memiliki kapasitas dan sistem kesehatan yang siap menghadapi lonjakan kasus akibat varian Omicron.
"Lebih banyak kasus berarti lebih banyak angka rawat inap, dan lebih banyak rawat inap dapat menempatkan sistem kesehatan yang sudah terbebani menjadi tidak terkendali," ujar Maria.
"Namun, sekali lagi, jika kita memiliki lebih banyak kasus, lebih banyak kasus berarti lebih banyak rawat inap. Dan jika sistem perawatan kesehatan terbebani, orang akan mati karena tidak mendapatkan perawatan sesuai yang mereka butuhkan," lanjut dia.

• Cara Mencegah Virus Covid Omicron
Keparahan penyakit