Gubernur Sutarmidji Perketat Jalur Masuk Kalbar, Siagakan Mobile PCR di Aruk

Pada lansia dikabarkan (gejalanya) berat. Nah ini (data keparahan dan kematian) yang masih harus ditunggu

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANGGITA PUTRI
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji. 

“Kalau masuk dari Negara yang mempunyai riwayat virus tersebut. Maka jika ada riwayat perjalanan 14 hari terkahir di daerah yang dekat dengan negara Botswana, Afrika Selatan, Hongkong dan negara yang secara geografis dekat dengan komunitas varian baru B1.1.529 harus sudah di vaksin lokal,” tegasnya.

Menambah Daftar Positif Covid-19, Tujuh PMI dari Malaysia Diisolasi ke Asrama Brimob Aruk Sambas

Apabila pelaku perjalanan belum melakukan vaksinasi lokal. Maka harus divaksin ditempat yang sudah disediakan oleh pemerintah dan wajib dikarantina 14 hari. “Seperti di Kalbar dia masuk dari Serawak maka akan dikarantina 7 hari. Jadi di hari keenam di PCR lagi,”ungkapnya.

Lanjutnya, upaya tersebut untuk menjaga pintu masuk Kalbar. Namun yang menjadi masalah adalah pintu masuk ilegal dimana orang keluar masuk tidak ketahuan. Maka dari itu, Pemprov Kalbar juga meminta bantuan Babinsa dsn babinkabtibmas bersama petugas kesehatab untuk melakukan skrining dipintu masuk perbatasan.

“Kemudian kita juga disuruh melakukan genom squensing sedini mungkin. Jadi kasus warga dengan ct rendah dan semua kasus datang dari luar negeri kita lakukan genom squensing untuk mengetahui varian virusnya,” ungkapnya.

Selain itu tetap melakukan vaksinasi dan menerapkan prokes yang ketat, serta tidak boleh lengah. “Kenapa kasus di negara Eropa tinggi karena setelah vaksin mereka membuka masker. Kalau kita yang sudah vaksin tidak boleh lengah,” katanya.

Lebih Menular
Kemunculan varian baru, Omicron B.1.1.529 memang menyebabkan banyak negara melakukan langkah-langkah pengetatan untuk mencegah penyebaran varian ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan varian yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan ini sebagai variant of concern (VoC) atau mengkhawatirkan.

Sejauh ini, varian Omicron dikonfirmasi telah menyebar di beberapa negara di luar Afrika Selatan, seperti Inggris, Jerman, Italia, dan Israel. Menghadapi situasi ini, banyak negara termasuk Indonesia menutup kedatangan warga negara asing yang memiliki riwayat perjalanan dari negara-negara Afrika.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, alasan varian Omicron patut diwaspadai adalah karena kemampuan penularannya yang cepat. Menurut Dicky, varian virus corona yang mampu menular atau menginfeksi dengan cepat akan diklasifikasikan sebagai varian yang berbahaya.

"Dan dalam konteks Omicron, dalam 3 minggu dia bisa membuat satu wilayah yang test positivity rate-nya dari 1 persen menjadi 30 persen, dan wilayah itu adalah Afrika Selatan," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com.

Omicron menjadi varian dominan di Afrika Selatan Selain itu, varian Omicron juga menjadi varian yang dominan di Afrika Selatan hanya dalam waktu singkat, menggeser posisi dari varian Delta yang sebelumnya mendominasi.

"Dalam waktu kurang dari 2 minggu, dia (Omicron) sudah bisa menjadi dominan, 75 persen mendominasi. Bahkan, diperkirakan akhir November ini jadi 100 persen di Afrika Selatan," kata Dicky.
"Ini sesuatu yang luar biasa, di tengah tadinya dominasi Delta. Jadi kalau ada varian yang bisa mendominasi satu wilayah dan mengalahkan Delta, berarti varian ini lebih serius dalam artian infeksiusnya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Dicky memaparkan bahwa varian Omicron dapat melakukan reinfeksi atau infeksi ulang pada orang-orang yang sudah terinfeksi varian Delta, atau orang-orang yang sudah mendapatkan vaksinasi. "Makanya ini berbahaya," ungkap Dicky.

Dicky mengatakan, saat ini belum dapat dipastikan apakah varian Omicron dapat berkontribusi pada tingkat keparahan penyakit yang diderita pasien Covid-19.

"Data untuk kematian dan keparahan masih terlalu awal. Tapi untuk transmisi atau penularan sudah lebih dari berbahaya. Bahkan potensinya bisa 500 persen dari virus liar," kata dia.

Sejauh ini, menurut Dicky, infeksi varian Omicron pada orang yang sudah mendapatkan vaksinasi menunjukkan gejala mild atau ringan. "Tapi mild (ringan)-nya ini belum cukup lengkap. Karena yang dilihat baru pada dewasa-muda di bawah 30 tahun," kata Dicky.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved