5 Jenis Penyakit yang Harus Diwaspadai Pasca Banjir, Berikut Cara Mencegahnya Menurut Malik Saepudin
Jika masih memungkinkan, lakukan beberapa cara ini untuk mencegah penyakit saat banjir atau setelah banjir.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK. CO. ID, PONTIANAK - Banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2021 ini, bisa dikatakan terparah dari tahun-tahun sebelumnya, khususnya di Kabulaten Sintang, Melawi, Sekadau dan sekitarnya yang dilalui sungai Kapuas.
Hal ini diyakini terjadi karena menurunnya kualitas daya dukung lingkungan akibat kerusakan hutan yang ada di sekitar hulu Daerah aliran Sungai.
Sehingga ketika dipicu tingginya intensitas hujan akan terjadi banjir yang besar dan tidak mudah surut.
Ahli Epidemiologi sekaligus ketua tim kajian ilmiah Covid-19 Poltekkes Kemenkes Pontianak dan Ketua Muhmamadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kalimantan Barat, Dr. Malik Saepudin SKM,M.Kes menyampaikan, saat banjir melanda, risiko penularan dan serangan penyakit tertentu pun menjadi meningkat.
Ada beberapa jenis penyakit yang sering menyerang saat bencana Banjir.
Rendaman dan genangan air banjir disebut mengandung berbagai organisme menulari penyakit, termasuk bakteri usus, seperti E.coli, Salmonella, dan virus penyebab penyakit tifus, paratifoid, dan tetanus.
Penyakit yang harus diwaspadai saat banjir paparan bakteri atau virus yang terkandung dalam air banjir bisa meningkatkan risiko penyakit tertentu menyerang.
Ada jenis penyakit langganan saat banjir yang harus diwaspadai, di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, Penyakit Kulit
Penyakit kulit menjadi salah satu gangguan kesehatan yang paling sering menyerang pengungsi banjir.
Kondisi yang paling sering terjadi adalah infeksi jamur, kurap, serta kudis. Genangan air banjir juga berisiko menyebabkan seseorang mengalami gatal hebat pada permukaan kulit.
Kedua, Diare
Bencana banjir juga bisa memicu diare menyerang, sebab ada kemungkinan bakteri penyebab penyakit ini terkandung dalam genangan banjir.
Penyakit ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gejala berupa sakit perut, BAB yang terlalu encer, serta keram pada perut. Pada kasus yang lebih parah, diare bisa menyebabkan pengidapnya mengalami demam, dehidrasi, serta keluarnya cairan bercampur darah dan lendir dari tubuh.
Ketiga, Demam Berdarah
Banjir juga meningkatkan risiko penyakit demam berdarah (DBD), yaitu penyakit infeksi akut yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Selain genangan air saat banjir pada tempat penampungan air dari sampah plastik yang mengapung bisa menjadi tempat tinggal favorit nyamuk ini, sehingga membuat DBD menjadi penyakit yang rentan menyerang kondisi rentan para kuban banjir, membuat Penyakit ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami demam ringan atau demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, serta muncul ruam.
Empat, Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terjadi karena adanya infeksi pada saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, atau paru-paru.
Penyakit ini terjadi karena virus, bakteri, atau organisme lain yang muncul di lingkungan tak sehat, seperti banjir. Gejala utama dari penyakit ini serupa dengan gejala flu umum, misalnya batuk dan demam yang disertai sesak napas atau nyeri dada.
Lima, Malaria.
Banjir juga meningkatkan risiko penyakit malaria menyerang. Sebab, genangan air yang muncul saat banjir bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk, sehingga meningkatkan risiko penyakit malaria menyerang.
Penyakit ini sering ditandai dengan gejala demam, menggigil, dan merasa lemah serta mudah lelah.
Cara Mencegah Penyakit Pasca-Banjir.
Jika masih memungkinkan, lakukan beberapa cara ini untuk mencegah penyakit saat banjir atau setelah banjir.
Cara yang bisa dilakukan adalah menghindari kontak kulit dengan air selokan, terutama kulit yang terluka. Sebisa mungkin menjaga tubuh tetap bersih dan tertutup.
• Pasca Banjir, BPBD Melawi Laksanakan Monitoring Bencana
Menghindari konsumsi makanan yang sudah tercemar air banjir juga bisa menjadi cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit. Selalu cuci tangan dengan air bersih sebelum beraktivitas, terutama sebelum makan agar terhindar dari masuknya bakteri atau virus ke dalam tubuh melalui tangan.
Selain itu, pastikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin di posko-posko yang biasanya disediakan saat banjir menyerang. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui risiko penyakit lebih cepat dan menghindari penyebarannya.
Semoga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik pemerintah atau masyarakat pengusaha di bidang kehutanan dan pertambangan, untuk lebih peduli dengan dampak yang diakibatkan dari kegiatan tersebut.
Serta menata ulang dengan pengelolaan hutan yang lebih baik berwawasan lingkungan untuk kehidupan masa depan yang lebih baik dan terhindar dari banjir dan dampak ikutan berupa penyakit pasca banjir.