Rentan Tergenang Banjir, Wako Edi: Harus Ada Tanggul Raksasa yang Mengelilingi Kota Pontianak
"Kita harapkan tidak terjadi hujan lebat, kita berdoa semoga tidak terjadi bencana atau hujan lebat yang bersamaan dengan air pasang sehingga kota Pon
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat yang berada di dataran rendah 0,2- 12,2 meter dari permukaan laut tentu sangat sangat tentan terhadap genangan banjir jika terjadi air pasang laut yang tinggi, seperti rilis BMKG bahwa air pasang laut bisaa mencapai 1, meter.
Selain faktor alam seperti air pasang, hujan lebat berdurasi lama, namun juga dikarenakan semakin padatnya permukiman penduduk dan sempitnya aliran air atau parit.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berdasarkan informasi yang didapatnya bahwa akan terjadi air pasang mencapai 1,7 meter hingga 12 November 2021 ini.
Kemudian, juga akan terjadi dua kali air pasang laut tinggi pada Desember 2021 dan dua kali air pasang tinggi pada Januari 2022.
"Kita harapkan tidak terjadi hujan lebat, kita berdoa semoga tidak terjadi bencana atau hujan lebat yang bersamaan dengan air pasang sehingga kota Pontianak terhindar dari genangan banjir yang parah, " ujarnya, Rabu 10 November 2021.
Kalaupun hujan rintik-rintik biarpun seharian, kata dia, jika tidak deras maka tidak akan menimbulkan genangan banjir yang tinggi dan air pun bisa cepat surut.
"Kuncinya air cepat surut," katanya.
• BNPB Bantu Rp 1,5 Miliar untuk Empat Kabupaten Terdampak Banjir di Kalimantan Barat
Dirinya juga ikut perihatin atas bencana alam yang terjadi di beberapa Kabupaten di Kalbar seperti di Sintang yang lebih dua pekan masih banjir.
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir seperti yang sudah terjadi di beberapa Kabupaten, Edi mengatakan, langkah Pemerintah Kota Pontianak yang preventif adalah membersihkan saluran menpertanggar fungsi drainase terlebih dahulu supaya mempercepat aliran air.
"Supaya air bsurut cepat ngalirnya ke sungai, itu langkah jangka pendeknya, baik itu rutin setiap hari di cek, maupun berkala setiap tahun, " ujarnya.
Wako Edi mengajak kepada seluruh masyarakat Kota Pontianak untuk peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah di parit, tidak membangun apapun di badan parit dan tidak menutup atau memperkecil parit.
"Kalau itu tidak terhambat kan alirannya lancar kalau alirannya lancar maka airnya cepat surut, " kata Edi.
"Kalau bebas dari genangan selama setahun saya rasa itu memang tergantung cuaca. Kita enggak bisa ngendalikan cuaca, hanya saja mengantisipasi, " katanya.
Sedangkan untuk jangka panjang Pemkot Pontianak kata Edi, terus memperkuat badan parit atau saluran yang ada.
"Sekalian kita menata sekalian kita membuat saluran baru trotoar Ahmad Yani di bawahnya ada other manhole yang kita buat supaya air ngalir diperbanyak kita tembuskan, " jelasnya.
Sejauh ini, Edi mengatakan, parit-parit yang ada di kota Pontianak semuanya sudah terkoneksi walaupun diakuinya, masih ada yang koneksinya kurang optimal lantaran ada penyempitan akibat pembangunan.
"Seperti pembangunan jembatan tiangnya saja memperluas penampang basahnya belum lagi konstruksinya, itu tidak bisa dalam waktu singkat karena berkaitan dengan masalah pembiayaan yang terbatas, " katanya.
Kemudian untuk upaya jangka yang panjang, berdasarkan hasil analisis yang dilakukannya, di Kota Pontianak perlu adanya tanggul raksasa.
• Warga Pontianak Khawatir Genangan Banjir Semakin Tinggi
Tentu tanggul raksasa tersebut, menurutnya diperlukan biaya yang sangat besar dan harus dibantu oleh Pemerintah pusat melalui APBN.
"Jangka panjang sekali memang kalau hasil analisis saya, harus ada tanggul raksasa yang mengelilingi kota Pontianak. Tapi kan lahan pasti ada yang terdampak untuk dibebaskan dan lainnya, " ungkapnya.
Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan, lantaran kata Edi, Kota Pontianak berada di bawah permukaan air pasang tertinggi di beberapa titik sehingga memang tidak bisa terhindarkan dari genangan banjir.
Terkait Tanggul raksasa, kata Edi, pihaknya sudah membuat masterplannya.
Sebelumnya, Edi menerangkan, bahwa di sekeliling sungai rencana ada autoring kanal oleh pemerintah pusat, akan tetapi sampai saat ini belum terealisasi lantaran lokasinya diluar kota Pontianak.
"Di samping ada auto ring kanal, ada juga jalan yang bisa merubah sebagai tanggul , nanti ada parit dan sungai, jalannya tinggi jadi tanggul ada pompa air kalau misalnya hujan dipompa. Jadi kalau ada tanggul itu aman, " pungkasnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)