GUBERNUR Sutarmidji Usir 20 Perusahaan Sawit Saat Rapat Bahas Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir

Sutarmidji merasa kesal sebab pada pertemuan tersebut Pihak perusahaan dikatakannya banyak sekali alasan untuk bersama membantu masyarakat terdampak

Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji merasa kesal lantaran Perusahaan Sawit yang ada di Kalbar sampai saat ini belum ada menunjukan kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak banjir. 

Seperti diketahui Senin, 8 November 2021, Sutarmidji telah mengumpulkan 20 Asosiasi Perkebunan Sawit di Kalbar. Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas terkait banjir yang terjadi di daerah Kalbar. 

Sutarmidji merasa kesal sebab pada pertemuan tersebut Pihak perusahaan dikatakannya banyak sekali alasan untuk bersama membantu masyarakat terdampak banjir. 

Strategi Sasar Target Vaksin, Pemkot Pontianak Terapkan Aplikasi Peduli Lindungi di Tempat Umum

Sampai pada akhirnya ia mengusir sekitar 20 perusahaan yang hadir. Pada pertemuan tersebut juga belum ada putusan akhir bagaimana sinergitas untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir.  

“Bilang saja tak mau bantu masyarakat terdampak banjir. Saya usir saja mereka semua dari pertemuan itu tidak ada putusan dan saya usir dari Kantor Gubernur dimana ada  20 pengusaha sawit yang hadir,”ujar Sutarmidji saat ditemui di Pendopo Kalbar,Selasa 9 November 2021.

Update Informasi Seputar Kota Pontianak

Ia menganggap apa yang dilakukan oleh pihak Perusahaan Sawit tersebut kurang ajar, sebab ditegaskannya bahwa mereka adalah bagian dari dampak yang terjadi sekarang. Akan tetapi malah seenaknya mengatakan bahwa daerah yang terdampak banjir bukan dikawasan perkebunan mereka. 

“Kayak gitu kurang ajar jangan seenaknya sekarang alasan kebun mereka tidak di daerah terdampak banjir. Itu memang betul, tapi yang nama ekosistem adalah satu kesatuan bukan terpisah,”beber Midji. 

Ia mengatakan seakan para pengusaha tersebut hanya ingin mencari kekayaan di Kalbar, tapi tak mau peduli tentang Kalbar. 

Bahkan yang membuatnya semakin jengkel. Pengusaha sawit yang hadir hanya mengutus orang-orang suruhan yang memang tidak bisa mengambil keputusan saat itu. 

“Mereka yang datang hanya suruhan saja orang yang cuma disuruh ngomong tapi tak bisa ambil putusan. Dikiranya Pemda bisa di mainkan kayak gitu,”tegasnya.

“Saya usir saja mereka, dan tak mau berhubungan lagi. Ada apapun saya tidak peduli  mau protes mereka terserah saja,”tambahnya.

Ia menegaskan bahkan kedepan terkait  lahan konsesi perusahaan sawit yang  tidak ditanam akan diusulkan untuk dicabut. 

Kemudian Pajak Air Permukaan mereka harus membayar kalau perlu akan dilakukan audit, bahkan razia kendaraan yang tak bayar PKB BBNKB.

Gubernur Sutarmidji Sebut Banjir di Kalbar Karena PETI dan DAS Sungai Kapuas Rusak Hingga 70 Persen

“Saya tidak peduli mau  10-20 tahun harus bayar. Lalu PKB BNNKB menggunakan kendaraan tapi tak bayar pajak.  Coba saja mau saya razia,” tegasnya.

Ia mengatakan bahkan jalan yang banyak merusak jalan adalah perkebunan sawit. Akan tetapi begitu masyarakat butuh mereka tidak peduli.

“Sekarang katanya sudah kumpul terserah saya tidak peduli emangnya kalau tidak ada mereka kita tak bisa ngurus masyarakat Kalbar. Kurang ngajar semuanya tuh.  Kita lihat nanti. saya buat nangis mereka. Percaya omongan saya, saya doakan kebun mereka busuk semua," ujarnya.

Sementara itu, Banjir di Kalbar juga membuat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa 9 November 2021.

Kunjungan kerja Kepala BNPB tersebut untuk melihat langsung kondisi banjir yang melanda Kabupaten Sintang.

Sebelum meninjau kondisi banjir, Ganip mendengarkan paparan kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang, Melawi dan Sekadau di ruang VVIP Bandara Tebelian Sintang.

Tampak hadir tiga kepala daerah di ruang VVIP Bandara Tebelian. Antara lain: Bupati Melawi, Dadi Sunarya, Bupati Sintang, Jarot Winarno dan Bupati Sekadau Aron, diikuti jajaran Forkopimda.

Usai mendengarkan paparan kondisi banjir di tiga wilayah tersebut, Kepala BNPB Ganif dan rombongan meninjau kondisi ruas jalan Lintas Melawi yang kebanjiran.

Ganip dan rombongan serta jajaran forkopimda diangkut menggunakan dua truk. Satu truk tronton disiapkan khusus untuk Kepala BNPB dan kepala daerah, beserta rombongan. Satu truk kodim, membawa rombongan lainnya yang ikut serta mendampingi.

Ganip melihat langsung kondisi banjir di jalan lintas melawi dari atas truk yang merendam jalan sepanjang hampir 1 kilometer tersebut sejak beberapa hari terakhir, yang menyababkan akses transportasi darat nyaris lumpuh.

8.714 Jiwa Terdampak Banjir di Kabupaten Kapuas Hulu

Setibanya di simpang lima tugu adipura, rombongan tetap berada di atas truk tronton. Mereka tidak turun. Ganip banya menyapa dan mengucapkan terima kasih kepada petugas gabungan yang bejaga di posko mengatur lalu lintas.

"Yang pertama saya ikut prihatin kepada masyarakat terdampak banjir akibat luapan sungai kapuas dan melawi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito dari atas truk tronton, Selasa 9 November 2021.

Ganip menyebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan jajaran forkopimda, untuk bersinergi, berkolaborasi membantu penanganan bencana.

"Kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, forkopimda, bupati, kapolres, dandim untuk bersinergi untuk kolaborasi segera membantu penanganan bencana ini terutama dalam penyelamatan masyarakat terdampak, lalu bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan dasar hidup dari masyarakat kita," ujar Ganip.

Ganip menyebut, kedatangannya ke Kabupaten Sintang, juga untuk memberikan bantuan sesuai dengan tugas BNPB dalam penanggulangan dan pencegahan bencana. Namun, Ganif tak menyebut bantuan apa yang diberikan pada BPBD dan masyarakat terdampak banjir di Sintang.

"Kita datang ke sini, kemarin mulai dari mensos, dan saya sekarang, kita bukan hanya datang melihat kondisi, dan kita juga memberikan bantuan sebagaiamana yang menjadi tugas BNPB," jelasnya.

Menurut Ganip, ada 8 kluster yang terlibat dalam penanggulangan bencana. Mulai dari kesehatan (Kemensos) logistik (BNPB), rehabilitasi, rekonsteuksi prasarana dan sarana (Kementrian PU PR) penaganan pengungsi dan perlindungan (Kemensos).

"Oleh sebab itu mensos kemarin datang meninjau bagaiaman dapur pengungsian dan sebagainya. Kemudian pendidikan tugas Kemendikbud, leading sektor masyarakat terdampak bagaimana pelaksna pendidkan, kegiatan terkait penyelamatan dan pertolongan sektor basarnas. Dalam konteks managemen kebencanaan, kita tidak berdiri sendiri. Artinya semua kementrian lembaga bersinergi," kata Ganip. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved