Kapan Covid 19 Berakhir ? Simak Prediksi Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Bos Moderna
Tak terasa, pandemi Covid-19 telah berlangsung hampir 2 tahun. Hingga kini, kasus-kasus baru masih ditemukan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tak terasa, pandemi Covid-19 telah berlangsung hampir 2 tahun.
Hingga kini, kasus-kasus baru masih ditemukan.
Ada negara yang bahkan sudah memasuki gelombang ketiga dan keempat pandemi virus corona.
Kapan pandemi Covid-19 akan berakhir? Pertanyaan ini mungkin muncul di benak banyak orang.
Lalu, sampai kapan pandemi akan terjadi?
Di Indonesia, meski kasus Covid-19 kini semakin menurun, pandemi masih belum berakhir.
(Update berita nasional, internasional dan regional menarik lainnya disini)
• Ahli Epidemiologi Kalbar Ingatkan Pemerintah Waspadai Gelombang Ke 3 Covid-19 Akhir Tahun 2021
Lima Tahun dari Sekarang
Kompas.com, Kamis (23/9/2021), memberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk terbiasa hidup dengan pandemi Covid-19.
Menurut dia, pandemi masih akan berlangsung sekitar lima tahun dari sekarang.
Hal itu dikatakan Budi dalam konferensi pers vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 untuk 10.000 pekerja media di Bentara Budaya, Jakarta, Kamis.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.(Kompas.com / Nicholas Ryan Aditya)
"Tidak ada pandemi yang selesai dengan waktu cepat. Paling pendek, setahu saya lima tahun, tapi ada yang puluhan tahun. Jadi kita harus belajar hidup dengan mereka," kata Budi.
Budi mengatakan, pemerintah akan terus mencari solusi untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
• DAFTAR RIWAYAT Penyakit yang Tidak Boleh Vaksin, Berikut Cara Kerja 7 Jenis Vaksin Covid-19 !
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memastikan semua orang telah divaksinasi dua dosis.
Setelah vaksinasi, masyarakat tetap tidak boleh euforia atau merasa senang berlebihan.
Protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak harus terus dilakukan.
Dia mengingatkan, masih ada potensi gelombang selanjutnya dari Covid-19.
Contohnya seperti terjadi di Issrael dan Amerika Serikat.
Cakupan vaksinasi Covid-19 di negara itu sudah tinggi, tetapi masih ada kasus infeksi virus corona.
• Efek Vaksin Astrazeneca dan 8 Jenis Vaksin Covid di Indonesia Lainnya ! Cek 9 Efikasi Vaksin Covid
Bos Moderna prediksi pandemi terjadi hingga 2022
Kepala eksekutif Moderna Stephane Bancel memprediksi, pandemi corona bisa berakhir setahun lagi.
Hal itu disampaikannya ketika diwawancarai surat kabar Swiss, NZZ, Kamis (23/9/2021).
Dia optimistis, dengan perluasan kapasitas produksi vaksin Covid-19 di seluruh industri selama 6 bulan terakhir, maka peroduksi vaksin akan cukup untuk semua orang di Bumi pada pertengahan tahun depan.
Selain itu, hingga batas tertentu, akan lebih banyak stok suntikan booster yang tersedia.
Bancel berharap, bahkan bayi juga bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Ketika ditanya apakah itu berarti tahun depan "kembali normal", ia memprediksinya demikian.
"Mulai hari ini, dalam setahun, saya berasumsi," kata Bancel kepada NZZ.
• dr Reisa Broto Asmoro Tegaskan Semangat Kebersamaan Menjadi Kunci Hidup di Tengah Pandemi Covid 19
Tergantung negara-negara

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres berbicara di depan parlemen Jerman dalam pidatonya untuk menandai 75 tahun sejak berdirinya PBB, pada Jumat (18/12/2020).(AFP PHOTO/MICHAEL SOHN).
Melansir Washington Post, Kamis (23/9/2021), prediksi Bancel akan menjadi kenyataan atau tidak, bergantung pada upaya negara-negara mempersempit kesenjangan antara negara kaya dan miskin.
Selama ini, negara-negara kaya menawar vaksin dengan harga tinggi dan negara-negara miskin bergantung pada sumbangan vaksin.
Menurut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, ironi ketika sejumlah pemerintahan negara menimbun stok vaksin Covid-19 dan menyia-nyiakannya.
Sementara, orang-orang di negara lain masih menunggu dosis pertama mereka.
Hampir 80 persen orang di negara-negara kaya di dunia telah menerima dosis pertama.
Tetapi, sebagian menghadapi kendala pasokan dan perusahaan biotek seperti Moderna menjual paling banyak dosis awal ke negara-negara kaya.
Tingkat vaksinasi dosis pertama turun menjadi 20 persen di negara yang lebih miskin.
Co-creator vaksin Oxford-AstraZeneca, Sarah Gilbert, juga memprediksi bahwa Covid-19 akan berakhir seperti flu biasa.
Profesor Vaksinologi di Universitas Oxford itu mengatakan, virus corona mungkin tidak akan bermutasi menjadi versi yang lebih mematikan dan kebal terhadap vaksin.
“Kami biasanya melihat bahwa virus menjadi kurang ganas karena lebih mudah beredar,” kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Pandemi Covid-19 Akan Berakhir?"
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/pt-kai-commuter-melakukan-tes-acak-kepada.jpg)