Varian Virus Delta ditemukan di Kalbar, Sutarmidji: Berbahaya Terhadap Orang yang Miliki Komorbid
Kemudian ada varian virus B 1302 dari Amerika juga telah ditemukan di Kabupaten Sambas yang mana kasus tersebut telah dinyatakan sembuh.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan bahwa Varian virus Delta dari India telah ditemukan di Kalimantan Barat.
Ia mengatakan bahwa Varian Delta atau B1.617.2 telah ditemukan di Kota Pontianak, Kabupaten Sambas, Kubu Raya, Ketapang dan Kota Singkawang.
Akan dikatakannya dari kasus yang ditemukan tersebut hampir semua sudah dinyatakan sembuh.
Kemudian ada varian virus B 1302 dari Amerika juga telah ditemukan di Kabupaten Sambas yang mana kasus tersebut telah dinyatakan sembuh.
Lalu ada jenis virus B1.466.2 varian dari Indonesia telah ditemukan di Melawi, Landak dan Sambas.
• Harisson Sebut COVID-19 Varian Delta Sudah Ditemukan Menyebar di Seluruh Daerah di Kalimantan Barat
“Kalau untuk kasus jenis virus B1.466.2 di Sambas ada yang meninggal dan yang lain sudah sembuh,”ujarnya,
Ia mengatakan artinya ditemukan varian virus Delta tidak bisa lagi menjaga varian itu tidak masuk di Kalbar, karena mobilitas penduduk tinggi.
“Satu-satunya cara kalau sudah sampai daerah yakni dengan mengurangi mobilitas supaya tidak menjangkiti,”ujarnya.
Ia mulai curiga telah masuknya varian Delta ke Kalbar saat dilakukan razia pada satu cafe dengan hasil swab PCR dari 58 orang ternyata 52 orang positif.
“Setelah di cek ternyata yang melayani pesanan Viral loadnya sampai 2 juta dengan CT 18-19 karena anak muda tidak terasa. Sehingga ditemukan tiga orang yang hampir tiap malam disitu VL nya tinggi,”ujarnyaz
Sehingga harus dikirim sampel untuk dilakukan pemeriksaan ke Balitbangkes Jakarta.
“Bahkan yang lebih parah ada satu cafe lagi terdapat 99 persen hasil swab positif. Setelah diinvestigasi ternyata yang bersangkutan hampir tiap malam dicafe itu,”ujarnya.
Dikatakannya ketika ia membaca data ditemukan CT-15 ada kemungkinan varian Delta karena diawal kasus di Kalbar sangat landai.
“Varian Delta ini saya rasa banyak yang terpapar orang dengan komirbid yang memang berbahaya dan banyak kasus meninggal pada yang komorbid,”ujarnya.
Ia mengatakan tentu perlu dilakukan tracing dan testing yang panjang. Namu dikatakatannya yang terpenting sekarang bagaimana kasus tersebut tidak meninggal. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)