KALBAR Mulai Belajar Tatap Muka Terbatas, Disdikbud Kalbar Sebut Pembelajaran Hanya Dua Hari Sepekan

Dimana selama kebijakan tersebut berlaku, kegiatan belajar mengajar tatap muka diizinkan dengan kapasitas terbatas yang diatur lebih lanjut pada Instr

Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meninjau simulasi pembelajaran tatap muka akhir tahun 2020 lalu di SMP 1 Pontianak. 

“Karena memang ada siswa yang belum divaksin kita sambil menunggu gimana nantinya untuk siswa-siswa yang belum di vaksin ini,”ujarnya.

Ia mengatakan minggu depan Disdikbud Provinsi Kalimantan Barat akan mengirim surat kepada seluruh SMA/SMK Se-Kalbar terkait  pembukaan sekolah untuk belajar tatap muka terbatas

Akan tetapi dikatakannya secara teknis masih sama seperti sebelumnya. Bagi sekolah yang akan melakukan tatap muka harus berkomunikasi dengan orang tua siswa terkait izin mengikuti belajar tatap muka di sekolah. 

“Karena sejauh ini masih  ada orang tua siswa yang belum berani anaknya ikut tatap muka. Jadi  yang belum siap tatap muka kita fasilitasi belajar daring,”ujarnya. 

Ia juga meningatkan bagi Kepala SMA apabila sekolah  yang berada pada zona  hijau, dan kuning  sudah  melakukan tatap muka terbatas  untuk tidak lengah. 

Dikatakannya pada proses pembelajaran harus tetap mematuhi prokes yang telah ditetapkan sesuai ketentuan  SKB 4 Menteri yakni  harus prokes dan menyiapkan pengukur suhu.

“Jadi siswa maupun guru sebelum masuk sekolah harus diukur dulu suhu badannya,”ucapnya.

Ia meminta apabila ada siswa maupun guru yang sakit untuk jangan masuk, untuk menghindari jangan sampai ada kluster baru di satuan pendidikan.

Adapun pelajaran yang akan dimulai dari pelajaran pokok ditambah dengan pelajaran agama, yang aman akan ada sekitar 7 bidang studi terdiri dari IPA, IPS, Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris.

Vaksinasi di Pontianak Capai 32 Persen, Kadiskes Beberkan Presentase untuk Mencapai Herd Immunity

“Nanti lama pembelajaran satu hari 3 jam saja dengan ketentuan dua hari dalam seminggu untuk masuk kelas. Dimana ini kita lakukan untuk penyesuaian,”ujarnya.

Selain itu sekaligus melihat perkembangan  dengan harapan kondisi pandemi Covid-19 di Kalbae semakin baik dari oranye bisa berubah ke zona kuning.

“Kalau untuk satu  kelas hanya tersiri 50 persen saja. Misal di SMA satu kelas jumlahnya 36 orang berarti separuh dari total terset atau bisa 18 orang satu kelas,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved