Maut di Kebun Sawit
Tersangka Pembunuhan Berantai Di Sintang Akui Sering Dihantui Arwah Korbannya
Saat sebelum diamankan di rumahnya, tersangka juga menampakkan sikap aneh. Seperti orang ketakutan, menunduk dan mengatupkan kedua telapak tangan
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
Pada hari Selasa, 2 Agustus 2021, sekitar pukul 18.30 wib, Sugiyono bersama cucunya Afsya mendatangi rumah RN untuk mengajak pergi ke sintang dan akan membantu niat RN untuk meminjam uang 5 juta kepada Turyati, istrinya.
RN kemudian meminjam uang 200 ribu untuk berobat sekaligus minta tolong di antarkan ke rumah mantri.
"Sebelum berangkat pelaku sempat mengambil parang miliknya dan diselipkan dalam celana tanpa sepengetahuan Sugiyono," ujar Kasatreskrim.
Saat tiba di rumah mantri, pintunya dalam keadaan tertutup. Kemudian RN minta diantar ke rumah adik iparnya. Dalam perjalanan di lahan sawit blok 4 ZZAB.
RN, justru berniat jahat. Dalam perjalanan, RN justru menghabisi nyawa orang yang akan menolongnya, hanya karena dendam karena ucapan Turyati, istri Sugiyono, pelaku justru tega menghabisi Sugiyono dan cucunya yang masih berusia 5 tahun.
Dalam perjalanan di lahan sawit blok 4 ZZAB. RN meminta Sugiyono menghentikam sepeda motor. Alasanya, pelaku berdalih ingin buang air kecil.
• Sakit Hati Disebut Orang Miskin jadi Motif Pembunuhan Berantai Satu Keluarga di Solam Raya Sintang
Setelah turun dari sepeda motor, pelaku mengeluarkan sebilah parang yang diselipkan dalam celana, lalu menganyunkan parang ke arah Sugiyono.
"Pelaku pura-pura kencing. Terus nebas leher korban. Cucunya terkena tebasan juga dibagian leher saat korban (sugiyono) sempat melawan," ungkap Hoerrudin.
Setelah menghabisi nyawa Sugiyono dan cucunya, RN menggunakan sepeda motor korban untuk menjemput Turyati dan membohongi korban bahwa cucunya Afsya menangis dan minta dijemput.
Kemudian RN membawa Turyati berkeliling terlebih dahulu dan membawa ke blok 4 ZZAB, lokasi pembunuhan suami dan cucunya. Lalu menghabisi nyawa Turyati dengan parangnya.
Setelah melakukan pembunuhan, RN mengembalikan sepeda motor ke rumah korban. Dalam perjalanan RN membuang parangnya di semak-semak.
Sesampainya di rumah korban RN memarkirkan sepeda motor di depan pintu masuk samping dan menyimpan kunci motor di belakang pintu masuk samping.
"Pelaku beristirahat sambil melihat situasi sekitar rumah agar benar-benar aman untuk pulang. Kemudian pulang dengan berjalan kaki," ungkap Hoerrudin. (*)
(Simak berita terbaru dari Sintang)