Banyak Pasien Rujukan dari Daerah ke RS Pontianak, Sutarmidji Sebut Jadi Pemicu Peningkatan BOR
Selain itu dikatakannya kenapa BOR di Kota Pontianak sempat tinggi. Karena 50 persen tempat tidur covid-19 di Kota Pontianak diisi oleh pasien
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat menjadi Narasumber pada edisi Bebincang Spesial pada perayaan HUT ke-13 Tribun Pontianak, Minggu 1 Agustus 2021.
Pada Program Bebincang Spesial bersama Gubernur Kalbar mengangkay tema tentang Akselerasi Pembangunan Kalbar ditengah Pandemi Covid-19 yang dipandu langsung oleh Pemimpin Redaksi Tribun Pontianak, Safruddin.
Gubernur Sutarmidji mengatakan bahwa Minggu ini ada tren penuruan dari covid-19. Dimana angka kesembuhan lebih banyak. Walaupun kasus postif baru juga bertambah, tapi yang sembuh juga banyak karena daerah gencar melakukan testing.
Bahkan dalam sehari bisa lebih dari 1000 an sampel yang diperiksa Se-Kalbar. Namun ia menyayangkan pengiriman sampel dari kabupayen kota banyak mengambil sampel di pusat pelayanan kesehatan.
• Gubernur Sutarmidji Sebut Stok Oksigen di Kalbar Saat Ini Aman Untuk 10 Hari
“Jadi masih banyak yang kurang paham dari tracing dan testing. Karena sampel yang diambil tidak sepenuhnya dari masyarakat. Harus sebagian testing diambil dari masyarakat biar tahu perkembangan kasus dari masyarakat,”ujarnya.
Diakuinya banyak yang belum paham tentang pelaksanaan tracing dan testing, bahkan tarkadang orang yang sudah sakit barulah dilakukan pemeriksaan sampelnya.
“Kalau cuma sampel dari Puskesmas dan Rumah sakit saja itu bisa 90 persen gejala covid-19,”ungkanya.
Selain itu dikatakannya Pemda terkadang bekerja tidak berani mengambil tindakan, karena takut tidak populer. Daerah yang selama ini zona kuning banyak yang semu termasuk beberapa daerah di Kalbar.
“Daerah tersebut zona kuning tapi semu, karena tidak melakukan tracing dan testing akhirnya setelah saya ngomong tak lama daerah tersebut zona merah. Kapolda bahkan mengecek sendiri kesana,”ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa yang menetapkan zona bukan di daerah, tetapi langsung dari nasional sesuai indikator yang ada.
“Ketika BOR untuk covid-19 rumah sakit di daerah tersebut tinggi dan angka kematian juga tinggi mereka tidak bisa mengelak lagi faktanya seperti itu. Kalau Kota Pontianak wajar karna testing dan testing yang dilakukan tertinggi dari daerah lain di Kalbar,”ujarnya.
Selain itu dikatakannya kenapa BOR di Kota Pontianak sempat tinggi. Karena 50 persen tempat tidur covid-19 di Kota Pontianak diisi oleh pasien dari daerah.
Akan tetapi BOR yang tercatat masuk ke Kota Pontianak, karena pasien dirawat di RS di Pontianak.
“Makanya BOR di Pontianak tinggi karena pasien di RS banyak dari daerah seperti Kubu Raya bahkan tidak punya RS. Akhirnya lari ke RSUD Soedarso yang akhirnya menyebebakan BOR penuh tercatat di Pontianak,”jelasnya.
Gubernur Sutarmidji meminta harusnya Pemerintah daerah paham jangan takut dibuli dan jangan takut tidak populer bahkan setingkat mahasiswa diakuinya masih ada yang tidak paham PPKM yang bertujuan untuk mengurangi interaksi masyarakat. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)