Breaking News

Sistem Penanganan Pandemi Masih Kacau, Gubernur Sutarmidji Minta Evaluasi Nasional

Ini menyebabkan penanganan yang tidak tersistem. Ia menjelaskan unsur utama yang perlu di perhatikan adalah mobilitas masyarakat.

Penulis: Viqri Rahmad Satria | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK/Ferryanto
Gubernur Kalbar Sutarmidji. 

Demikian pula, Kalbar membeli oksigen dari Malaysia. Namun begitu Sutarmidji mengeluhkan prosedur administrasi, ia mengaku bahwa administrasi masih terkesan panjang dan memperumit keadaan mendesak seperti stok ulang oksigen.

"Kok ribet harus izin dari BNPB, setiap isotank masuk harus ada rekomendasi dari BNPB. Kenapa tidak dibuat satu surat untuk berapa ton, jadi tidak setiap masuk harus ada surat. Ini masalah nyawa. Akhirnya setiap oksigen yang masuk perbatasan saya suruh jalan terus, administrasinya biar saya yang jamin," terangnya.

Sementara itu, dirinya mengaku bahwa kondisi gedung isolasi terpusat di Kalbar cukup baik.

"Ada 1000-1500 bed untuk karantina pmi yang baru pulang dari Malaysia. LPMP ada 750 bed, setara hotel bintang 2. Hanya 60 lebih terisi. Bisa berjemur dan olahraga. Selain itu ada RS Upelkes lapangan Covid-19. Makan mereka semua diperhatikan, jangan sampai selera makan mereka turun. Kami pesankan makanan dari restoran. Menunya juga harus ganti-ganti. Saya jamin isolasi akan nyaman," pungkasnya.

Pandemi juga mengajarkan untuk memperbaiki data. Ia mengaku, anggaran 8 persen dari DAU, namun hanya ditransfer 1/12 perbulan.

"Ini kan memperumit. Harusnya dibuatkan pengeluaran yang lebih fleksibel. situasi emergency tapi tidak dilakukan dengan pola emergency," keluhnya. (*)

(Simak berita terbaru dari Pontianak)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved