Mengapa Varian Delta Sangat Kuat dan Mudah Menginfeksi Orang yang Sudah di Vaksin?

Sebab itu, 10 pakar Covid-19 terkemuka di dunia sepakat mengatakan bahwa orang yang paling berisiko terinfeksi Covid-19 adalah mereka yang belum divak

Hearingreview
Virolog Shane Crotty dari La Jolla Institute for Immunology di San Diego mencatat bahwa Delta 50 persen lebih menular daripada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Saat ini varian Delta sangat tersebar dengan cepat.

Sebagai pengetahuan dasar, varian Delta adalah versi virus corona tercepat, terkuat, dan paling tangguh yang saat ini dihadapi dunia.

Menurut ahli virologi dan ahli epidemiologi, disadari atau tidak, varian Delta telah mengubahkan asumsi tentang Covid-19 bahkan saat banyak negara mulai mengubah kebijakan dan menata perekonomian kembali.

Dilansir dari Reuters, Kamis 29 Juli 2021, keberadaan varian Delta menimbulkan banyak kekhawatiran di kalangan ilmuwan.

Perlindungan vaksin tetap sangat kuat terhadap infeksi parah dan rawat inap yang disebabkan oleh versi virus corona mana pun.

[Update Informasi Lainnya Disini]

Apa Gejala Orang yang Terinfeksi Varian Delta Plus Covid-19?

Sebab itu, 10 pakar Covid-19 terkemuka di dunia sepakat mengatakan bahwa orang yang paling berisiko terinfeksi Covid-19 adalah mereka yang belum divaksinasi.

Namun varian Delta terbukti lebih mampu menginfeksi orang yang sudah divaksinasi penuh dibanding varian virus corona lainnya.

Sebuah penelitian di China menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta membawa virus 1.000 kali lebih banyak di hidung dibandingkan dengan orang yang terinfeksi strain asli yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China pada 2019.

Alih-alih membuat orang yang terinfeksi mengalami gejala parah, kekhawatiran utama tentang varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India adalah penyebarannya yang lebih masih.

Ketika varian Delta lebih mudah menularkan virus ke banyak orang, ini meningkatkan infeksi dan rawat inap bagi mereka yang belum divaksin.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, varian Delta 40 persen lebih menular dibanding varian Alpha. Satu orang yang terinfeksi varian Delta dapat menularkan virus yang sama ke 7-8 orang lainnya.

Pandemi Global Covid-19 Picu Lonjakan Akibat Varian Delta, Ini yang Harus Diwaspadai

Jika dibandingkan dengan varian asli atau original yang ditemukan di Wuhan akhir 2019 lalu, satu orang yang terinfeksi varian asli bisa menularkan virus "hanya"ke 3-4 orang lain.

Bukti lain yang baru ditemukan adalah varuan Delta lebih mampu menginfeksi orang yang sudah divaksinasi penuh dibanding versi lainnya.

Para ahli pun khawatir bahwa mereka yang sudah divaksin penuh tapi terpapar varian Delta, tetap dapat menyebarkan virus.

"Risiko terbesar bagi dunia saat ini hanyalah Delta," kata ahli mikrobiologi Sharon Peacock, yang menjalankan upaya Inggris untuk mengurutkan genom varian virus corona.

Peacock menyebut Delta sebagai varian virus corona tercepat sejauh ini.

Virus terus berevolusi melalui mutasi, dengan munculnya varian baru. Terkadang ini lebih berbahaya daripada yang asli.

Karena banyaknya data terkait penularan varian Delta, para ahli penyakit menular menegaskan bahwa semua orang tidak boleh melepaskan masker, menjaga jarak, dan kampanye vaksinasi yang luas masih sangat diperlukan.

Ahli Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan bahwa dari total 3.692 orang yang dirawat di rumah sakit di Inggris dengan varian Delta, 58,3 persen tidak divaksinasi dan 22,8 persen sudah divaksinasi penuh pada Juli 2021.

Di Singapura, di mana Delta adalah varian yang paling umum, pejabat pemerintah melaporkan pada hari Jumat, 23 Juli 2021 bahwa tiga perempat dari kasus virus corona terjadi di antara individu yang divaksinasi, meskipun tidak ada yang sakit parah.

Pejabat kesehatan Israel mengatakan 60 persen dari kasus Covid-19 yang dirawat di rumah sakit saat ini terjadi pada orang yang divaksinasi. Kebanyakan dari mereka berusia 60 tahun atau lebih dan sering memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya.

Di Amerika Serikat, yang telah mengalami lebih banyak kasus dan kematian Covid-19 daripada negara lain, varian Delta mewakili sekitar 83 persen infeksi baru. Sejauh ini, orang yang tidak divaksinasi mewakili hampir 97 persen kasus yang parah.

"Selalu ada ilusi bahwa ada peluru ajaib yang akan menyelesaikan semua masalah kita. Virus corona memberi kita pelajaran," kata Nadav Davidovitch, direktur sekolah kesehatan masyarakat Universitas Ben Gurion di Israel.

Covid Delta Ciri-cirinya Apa Saja ? Menkes Budi Gunadi Sadikin : Mulai Menyebar ke Luar Pulau Jawa

Vaksin untuk varian Delta

Menurut data pemerintah Israel, vaksin Pfizer Inc (PFE.N)/BioNTech, salah satu yang paling efektif melawan Covid-19 sejauh ini, tampaknya hanya 41 persen efektif dalam menghentikan infeksi bergejala di Israel selama sebulan terakhir ketika varian Delta menyebar.

Pakar Israel mengatakan informasi ini memerlukan analisis lebih lanjut sebelum kesimpulan dapat ditarik.

"Perlindungan untuk individu sangat kuat; perlindungan untuk menginfeksi orang lain secara signifikan lebih rendah," kata Davidovitch.

Sebuah penelitian di China menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta membawa virus 1.000 kali lebih banyak di hidung dibandingkan dengan strain leluhur Wuhan yang pertama kali diidentifikasi di China itu pada 2019.

"Anda sebenarnya dapat mengeluarkan lebih banyak virus dan itulah mengapa lebih menular. Itu masih diselidiki," kata Peacock.

Virolog Shane Crotty dari La Jolla Institute for Immunology di San Diego mencatat bahwa Delta 50 persen lebih menular daripada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris.

"Ini mengalahkan semua virus lain karena penyebarannya jauh lebih efisien," tambah Crotty.

Pakar genom Eric Topol, direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California, mencatat bahwa infeksi Delta memiliki masa inkubasi yang lebih pendek dan jumlah partikel virus yang jauh lebih tinggi.

"Itulah mengapa vaksin akan ditantang. Orang-orang yang divaksinasi harus sangat berhati-hati. Ini yang sulit," kata Topol.

Di Amerika Serikat, varian Delta telah tiba karena banyak orang Amerika - yang divaksinasi dan tidak - berhenti memakai masker di dalam ruangan.

"Ini pukulan ganda," kata Topol. "Hal terakhir yang Anda inginkan adalah melonggarkan pembatasan ketika Anda menghadapi versi virus yang paling tangguh."

Cara Membedakan Gejala Covid-19 Varian Delta dengan Umum

Pengembangan vaksin yang sangat efektif mungkin telah membuat banyak orang percaya bahwa setelah divaksinasi, Covid-19 hanya menimbulkan sedikit ancaman bagi mereka.

"Ketika vaksin pertama kali dikembangkan, tidak ada yang berpikir bahwa mereka akan mencegah infeksi," kata Carlos del Rio, profesor kedokteran dan epidemiologi penyakit menular di Emory University di Atlanta. Tujuannya selalu untuk mencegah penyakit parah dan kematian, tambah del Rio.

Namun, vaksin tersebut sangat efektif sehingga ada tanda-tanda bahwa vaksin tersebut juga mencegah penularan terhadap varian virus corona sebelumnya.

"Kita dimanjakan," kata del Rio.

Dr. Monica Gandhi, seorang dokter penyakit menular di University of California, San Francisco, mengatakan bahwa orang-orang saat ini sangat kecewa karena mereka tidak 100 persen.

"Banyak yang terinfeksi meskipun telah divaksinasi," kata Gandhi. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved