Penanganan Covid
Ada Oksigen Gratis di Pontianak untuk Pasien Covid-19 yang Isoman, Begini Cara Mendapatkannya
Oksigen gratis itu bisa didapatkan di PT Baja Sarana, Jalan Antasari Pontianak dan Kantor Syarif Mahmud Alkadrie di perempatan Pasar Flamboyan Pontian
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memberikan oksigen gratis untuk pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri.
Oksigen gratis itu bisa didapatkan di PT Baja Sarana, Jalan Antasari Pontianak dan Kantor Syarif Mahmud Alkadrie di perempatan Pasar Flamboyan Pontianak.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson mengatakan, ada kuota 200-300 tabung kecil per hari di PT Baja Sarana.
Sementara di Kantor Syarif Mahmud Alkadrie, uota 50 tabung kecil per hari.
Untuk mendapatkannya, keluarga pasien datang ke kedua tempat itu membawa tabung oksigen, KTP, hasil swab PCR, dan menyertakan nomor telepon.
Nantinya keluarga pasien akan diberikan voucher untuk pengambilan.
• Kajati Masyhudi: Pelaku Usaha Timbun Oksigen, Kami Pastikan Sanksi Berat
Harisso mengatakan, pengambilan voucher dan penyerahan tabung oksigen maksimal pukul 09.00 WIB.
Tabung oksigen itu akan diisi dan keluarga bisa mengambil tabung yang telah terisi pada pukul 14.00 WIB.
Harisson menjelaskan, satu orang masyarakat yang sedang isolasi mandiri karena Covid-19, mendapatkan jatah 12 kali isi ulang selama 12 hari berturut turut.
Pemberian 12 kali isi ulang selama 12 hari ini, lanjut Harisson, berdasarkan perhitungan seseorang yang melaksanakan isoman dengan gejala ringan diisolasi selama 10 sampai 14 hari.
"Semoga yang kita lakukan ini dapat meringankan beban masyarakat dalam pelaksanaan isoman di rumah," kata Harisson.
• Pasokan Oksigen dari Batam & Jakarta Tiba, Sutarmidji Prioritaskan Rumah Sakit dan Kasus Isoman
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji mengatakan, bagi warga yang menjalani isolasi mandiri untuk tidak hanya sekedar menjalani isolasi mandiri, namun harus menyediakan obat.
"Kalau memang tidak mampu betul, tanya puskesmas. Kalau tidak ada di puskesmas kasi tahu kita, kita upayakan cari,'' pesannya.
Kepada seluruh managemen rumah sakit, Midji meminta untuk mengevaluasi diri, ia mewanti - wanti jangan sampai cadangan oksigen sudah habis baru pihak rumah sakit mencari persediaan.
''Jangan sampai sudah habis baru dia bekalot. Harusnya oksigen itu tersedia minimal 24 jam plus 20%, karena mobilitas angkutan itukan lama,'' katanya.