Penanganan Covid
Gubernur Sutarmidji Minta Rumah Sakit Tak Tolak Pasien karena Tak Ada Oksigen atau Tak Ada Obat
"Mungkin baru sedikit lega Jumat. Duit ada mau beli obat, obatnya tak ade. Banyak indah kabar dari berite. Semoga kita bisa keluar dari masalah ini se
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta seluruh rumah sakit tidak menolak pasien dengan alasan tak ada oksigen ataupun tak ada obat.
Hal itu disampaikan Sutarmidji melalui laman media sosial miliknya.
"Bupati walikota sebagai ketua satgas daerah harus perhatikan betul. Saya tidak boleh intervensi karena itu wewenang mereka," tulis Sutarmidji.
Berbeda halnya dengan RSUD Soedarso.
• Stok Oksigen di RSUD dr Rubini Habis, Bupati Erlina: Krisis Oksigen Tidak Hanya di Mempawah
"Kalau Sudarso wewenang saya. Menu makan pasien saya cek, ketersediaan obat, oksigen. Saya harus pastikan ada untuk minimal 2 hingga 3 hari," katanya.
Sutarmidji mengatakan, saat ini kebutuhan oksigen naik hampir tiga kali dari sebelumnya.
"Kita sudah berupaya minta pasokan dari Batam, bahkan sedang upaya dari Kuching," katanya.
"Mungkin baru sedikit lega Jumat. Duit ada mau beli obat, obatnya tak ade. Banyak indah kabar dari berite. Semoga kita bisa keluar dari masalah ini secepatnya," tulis Sutarmidji.
Beberapa waktu terakhir, muncul informasi beberapa rumah sakit di Kalimantan Barat yang tidak bisa menerima pasien dengan keluhan sesak nafas atau terapi oksigen.
Hal itu dilakukan rumah sakit karena tidak adanya stok oksigen.
• Oksigen di RSUD dr Rubini Mempawah Habis, David: Kita Sudah Koordinasi untuk Penambahan Stok
Minimnya ketersediaan oksigen dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson.
Menurut Harisson, per tanggal 20 Juli 2021 untuk seluruh rumah sakit di Kalbar sedang merawat sebanyak 949 orang di tempat perawatan covid-19.
Dimana semuanya membutuhkan oksigen.
“Meningkatnya perawatan pasien covid-19 di rumah sakit tentunya akan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan oksigen,” ujarnya, Rabu 21 Juli 2021.
Sementara untuk oksigen di Kalbar, Harisson menjelaskan produksi dan suplainya sama dengan periode-periode sebelumnya, tidak bertambah.
Namun pasien bertambah, sehingga kebutuhan oksigen juga ikut bertambah, tapi suplainya sama dengan periode sebelumnya.
“Kita masih mengandalkan oksigen dari perusahaan dari Jawa yang dikirimkan ke kita," katanya.
• Sutarmidji Serahkan Bantuan Obat ke Rumah Zakat Pontianak untuk Bantu Pasien Covid-19 Jalani Isoman
"Tapi yang jadi masalah, di pulau Jawa dan Sumatera jug mengalami hal serupa, saat ini terjadi peningkatan dua-tiga kali lipat pasien covid yang dirawat,”ungkapnya.
Hal ini menyebabkan kebutuhan oksigen di pulau Jawa dan Sumatera pun meningkat 2-3 kali lipat bahkan ada yang sampai lima kali lipat.
Sementara suplainya sama besar dengan periode sebelumnya.
Hal inilah dikatakan Harisson yang menyebabkan terjadinya kelangkaan oksigen.
Tentunya pabrik oksigen di Jawa lebih mengutamakan untuk rumah sakit di Jawa.
“Sementara suplai kita untuk Kalbar otomatis dikurangi," katanya.
"Sudahlah kebutuhan kita meningkat 2 sampai 3 kali lipat, tetapi suplai untuk kita dari pabrik oksigen di Jawa dikurangi, karena mereka harus mensuplai kebutuhan oksigen di rumah sakit di Jawa,” jelasnya.
Melihat kondisi saat ini, Harisson mengatakan bahwa Gubernur Kalbar pun tidak tinggal diam dan selalu berusaha untuk mencari untuk kebutuhan oksigen di Kalbar dengan Mensuplai oksigen dari Malaysia.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita akan mendapat suplai oksigen dari Sarawak Malaysia,”ujarnya.
Harisson mengatakan ada beberapa perusahaan yang sudah memulai mengirimkan isotank nya ke Kuching melalui perbatasan Entikong dan Tebedu.
“Ini nanti akan diisi di pabrik di Khucing lalu akan dibawa kembali ke Pontianak. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kita mendapat tambahan suplai oksigen, sehingga kelangkaan oksigen di Kalbar segera teratasi,”ungkapnya.
Satu isotank sendiri bisa untuk 2500 tabung oksigen yang besar dab biasa. Jadi sejauh ini sudah ada perusahaan di Kalbar yang mengantarkan dua isotank untuk diisi di Kuchinh, tapi ada juga yang mengantar satu isotank.
“Mudah-mudahan perjalanannya lancar, sehingga kelangkaan oksigen di Kalbar dapat teratasi. Dimana nantinya ini untuk kebutuhan semua kabupaten/kota di Kalbar,”ujarnya.
Ia mengatakan sejauh ini Gubernur Kalbar terus melakukan komunikasi dengan pihak Konjen RI di Malaysia,Imigrasi, Bea Cukai, dan Menteri Serawak agar proses ini berjalan lancar. (*)