Pedagang: Kalau Kami Nggak Dagang Anak Saya Mau Makan Apa? Dia Orang Enak Dapat Gaji

PPKM Darurat yang mulai digelar hari ini Senin 12 Juli 2021 sampai Selasa 20 Juli 2021 membuat sejumlah pedagang sedih karena tak bisa berjualan.

Editor: Nasaruddin
KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA
Musna (63) pedagang tas di Lorong Simpur menyesalkan pemerintah yang meminta para pedagang untuk tutup. 

Ia sempat mendapatkan penumpang dengan titik jemput di Jalan Raden Intan. Sementara dia datang dari arah Rajabasa.

"Tadi telepon dulu kalau sempat terlambat. Soalnya macet di Teuku Umar, banyak yang disuruh putar arah," kata Supriyadi.

Ia kemudian harus berputar balik dan menuju arah Jalan Pahoman, lalu Jalan Hayam Wuruk yang berada di balik Jalan Raden Intan untuk mencapai lokasi penumpang.

"Ya untung nggak di-cancel, Bang. Banyak temen saya yang katanya di-cancel karena kelamaan jemput, padahal bukan salah kita," kata Supriyadi.

Rizcko (27) warga Kecamatan Kedaton itu pun mengaku harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer menuju kantor percetakan di Pasir Gintung di Jalan Teuku Umar.

"Tadi jam 7 udah nggak boleh masuk (disekat). Saya mau cetak spanduk buat warung saya. Jadi ya motor ditinggal di lampu merah, saya jalan kaki ke percetakan," ungkapnya.

Saat itu, ia terkena penyekatan di traffic light persimpangan RS Abdul Moeloek, sekitar 1 kilometer dari lokasi percetakan.

Adanya penyekatan tersebut, ia mengaku tidak tahu jika akan ada penyekatan pada hari pertama PPKM darurat itu.

"Nggak ada info, baru tadi pas saya lihat grup WA taunya. Ternyata banyak jalan yang disekat," kata Rizcko yang pemilik gerai minuman ringan itu.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved