Pedagang: Kalau Kami Nggak Dagang Anak Saya Mau Makan Apa? Dia Orang Enak Dapat Gaji

PPKM Darurat yang mulai digelar hari ini Senin 12 Juli 2021 sampai Selasa 20 Juli 2021 membuat sejumlah pedagang sedih karena tak bisa berjualan.

Editor: Nasaruddin
KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA
Musna (63) pedagang tas di Lorong Simpur menyesalkan pemerintah yang meminta para pedagang untuk tutup. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - PPKM Darurat yang mulai digelar hari ini Senin 12 Juli 2021 sampai Selasa 20 Juli 2021 membuat sejumlah pedagang sedih karena tak bisa berjualan.

Terutama sejumlah pedagang kaki lima di Bandar Lampung yang khawatir tak mendapat penghasilan karena harus tutup.

Satu di antara pedagang, Musna (63), mengaku sedih dan tidak berdaya saat diminta untuk tutup.

Sehari-hari, Musna berjualan tas di Jalan Jenderal Suprapto (lorong Simpur).

"Ya baru tadi pagi disuruh tutup, kami enggak tahu sebelumnya. Mau makan apa kami ini, Pak?" kata Musnah sambil menahan tangis, Senin 12 Juni 2021.

Cara Dapat Penghasilan Uang Tiap Hari dari Aplikasi Penghasil Uang Terbukti Membayar Masa Pandemi

Nenek lima cucu ini mengatakan, sebagian besar pedagang di lorong tersebut adalah pedagang kaki lima yang hanya mengandalkan penghasilan harian.

"Tadi ada yang masih kumpul, tapi enggak berani buka, takut kena denda," kata Musna.

Abil (35), pedagang casing ponsel yang juga berjualan di lorong tersebut mengatakan, tidak ada pemberitahuan sebelumnya agar pedagang tidak berjualan.

Menurut Abil, seharusnya pemerintah memperhatikan nasib pedagang kecil yang hanya mengandalkan penghasilan harian untuk makan.

"Kalau kami enggak dagang, anak saya mau makan apa? Dia orang enak dapat gaji, kami ini ya dari sini uangnya," kata Abil.

UAS Mengaku Alami Gejala Covid-19, Tulang Serasa Mau Putus Sampai Tulis Surat Wasiat ke Anak

Karta (55) kuli panggul di Pasar Tengah mengatakan hal serupa.

Menurutnya, jika pedagang tidak boleh beroperasi, bisa dipastikan dia tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga.

"Sehari paling saya dapat Rp 20.000. Kalau enggak ada yang dagang, saya enggak bisa kerja, gimana caranya saya makan ini?" kata Karta.

Pantauan Kompas.com di Lorong Simpur, Pasar Tengah, Pasar Pangkal Pinang, dan sejumlah pusat perbelanjaan terlihat tutup.

Lapak-lapak pedagang yang berjualan pakaian, casing ponsel, dan tas terlihat sudah dibereskan para pedagang.

Pontianak PPKM Darurat, Mulai Hari Ini Seluruh Akses Keluar Masuk Kota Pontianak Ditutup 24 Jam

Sejumlah pedagang yang masih membuka lapak juga belum mengetahui apakah besok akan berjualan atau tidak.

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menjelaskan, berdasarkan Instruksi Wali Kota Nomor 4 Tahun 2021 yang mulai berlaku hari ini, kegiatan pusat perbelanjaan dan pusat perdagangan ditutup sementara.

"Kecuali akses untuk restoran, kafe hanya menerima delivery /take away dan tidak menerima makan di tempat (dine-in). Supermarket, pasar swalayan, dan toko modern dapat diperbolehkan dengan memperhatikan ketentuan jam operasional sampai pukul 20.00 WIB dengan kapasitas pengunjung 50 persen," kata Eva.

Menurut Eva, peraturan ini untuk mencegah kerumunan warga di sejumlah pusat perbelanjaan agar tidak ada lagi penyebaran Covid-19.

Cara Dapat Penghasilan Uang Tiap Hari dari Aplikasi Penghasil Uang Terbukti Membayar Masa Pandemi

Penutupan Jalan

Pemberlakuan PPKM Darurat di sejumlah ruas jalan di Bandar Lampung mulai Senin 12 Juni 2021 sempat timbulkan kemacetan.

Kasat Lantas Polresta Bandar Lampung, AKP Rohmawan mengatakan, penyekatan ini dilakukan pada empat ruas jalan yang ada di Kota Bandar Lampung.

Adapun ruas jalan tersebut meliputi Jalan Raden Intan, Jalan Jend. Sudirman, Jalan P Diponegoro dan Jalan RA Kartini.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, ratusan kendaraan diminta berputar balik dan kemacetan panjang terjadi di sejumlah titik penyekatan.

"Bagi warga yang hendak menuju lokasi kerjanya, diharapkan menggunakan jalan alternatif," kata Rohmawan.

Kendati demikian, sejumlah jalan alternatif juga alami kemacetan karena volume kendaraan yang terlalu banyak melintas di jalan alternatif dengan satu jalur itu.

Terkait penyekatan jalan selama PPKM Darurat di Bandar Lampung, ia meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.

"Penyekatan ini untuk mengurangi mobilisasi warga selama PPKM darurat," kata Rohmawan.

Hampir tak dapat penumpang Seorang driver ojek online, Supriyadi (37), terpaksa memutar untuk menjemput penumpang.

Akibat pemberlakuan tersebut, banyak warga yang keluhkan adanya penyekatan di sejumlah ruas jalan di Kota Bandar Lampung dan dipaksa berputar balik serta diarahkan ke jalan alternatif menuju lokasi yang mereka tuju.

Ia sempat mendapatkan penumpang dengan titik jemput di Jalan Raden Intan. Sementara dia datang dari arah Rajabasa.

"Tadi telepon dulu kalau sempat terlambat. Soalnya macet di Teuku Umar, banyak yang disuruh putar arah," kata Supriyadi.

Ia kemudian harus berputar balik dan menuju arah Jalan Pahoman, lalu Jalan Hayam Wuruk yang berada di balik Jalan Raden Intan untuk mencapai lokasi penumpang.

"Ya untung nggak di-cancel, Bang. Banyak temen saya yang katanya di-cancel karena kelamaan jemput, padahal bukan salah kita," kata Supriyadi.

Rizcko (27) warga Kecamatan Kedaton itu pun mengaku harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer menuju kantor percetakan di Pasir Gintung di Jalan Teuku Umar.

"Tadi jam 7 udah nggak boleh masuk (disekat). Saya mau cetak spanduk buat warung saya. Jadi ya motor ditinggal di lampu merah, saya jalan kaki ke percetakan," ungkapnya.

Saat itu, ia terkena penyekatan di traffic light persimpangan RS Abdul Moeloek, sekitar 1 kilometer dari lokasi percetakan.

Adanya penyekatan tersebut, ia mengaku tidak tahu jika akan ada penyekatan pada hari pertama PPKM darurat itu.

"Nggak ada info, baru tadi pas saya lihat grup WA taunya. Ternyata banyak jalan yang disekat," kata Rizcko yang pemilik gerai minuman ringan itu.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved