Kecelakaan di Bundaran Untan
Identitas Korban Meninggal Dunia Tabrakan Beruntun di Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak
Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB itu, mengakibatkan seorang warga meninggal dunia di tempat dan empat lainnya mengalami luka.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tabrakan beruntun terjadi di Jalan Ahmad Yani, sekitar bundaran Tugu Digulis Untan, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa 15 Juni 2021.
Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB itu, mengakibatkan seorang warga meninggal dunia di tempat dan empat lainnya mengalami luka.
Identitas korban meninggal dunia diketahui bernama Sri Hidayati.
Wanita berusia 44 tahun ini adalah warga Komplek Didis Permai, Jalan Karet, Kota Pontianak.
• Jasad Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai, Polisi Selidiki Penyebab Kematian
Sehari-hari, ibu tiga anak ini bekerja di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Saat kejadian, anak keempat dari sembilan bersaudara tersebut dalam perjalanan menuju tempat kerja.
"Almarhumah anak ke-4 dari 9 bersaudara. Meninggalkan tiga anak, dua laki-laki, satu perempuan," kata Bambang, adik korban saat ditemui di rumah duka.
"Kakak saya (Sri Hidayati) bekerja di RS Untan. Setiap paginya selalu mengurus orang tua di KPLP," tambahnya.
Bambang berharap, penyebab sang kakak meninggal dunia dapat diusut tuntas.
"Semoga diusut sampai tuntas, soalnya ini nyawakan," katanya.
• Kecelakaan Maut di Bundaran Digulis Pontianak, Sri Hidayati Meninggal Dunia Saat Hendak Pergi Kerja
Kecelakaan beruntun yang menyebabkan Sri Hidayati meninggal dunia diduga akibat kelalaian pengemudi mobil KB 1595 ME berinisial YB.
Kepala Satuan Lalu Lintas Pontianak, Kompol Sigal mengatakan, berdasarkan hasil keterangan saksi dan olah TKP, mobil yang dikendarai pria berinisial YB (31) dan terdapat dua penumpang, melaju dari arah Pontianak menuju kabupaten Kubu Raya dengan kecepatan tinggi.
Setibanya di bundaran lalu lintas Tugu Digulis Pontianak, mobil tersebut menabrak Sri Hidayati yang mengendarai sepeda motor dengan nomor polisi KB 3866 OR.
Akibat tabrakan itu, Sri dan sepeda motornya terpental menghantam taksi dengan nomor polisi KB 1043 HH yang dikemudikan SU (41).
Sepeda motor Sri juga terdorong ke depan sebelah samping kiri dan menghantam sepeda motor lainnya, KB 4076 XD yang dikendarai pria berinisial AW (38).
Tak sampai disitu, mobil yang dikendarai YB juga menabrak mobil KB 1043 HH yang sedang berhenti di lampu merah.

"Untuk pengendara wanita Honda Vario (Sri), tadi kami mendapat informasi meninggal dunia di rumah sakit," ujar Kasat Lantas.
Kasat Lantas menyatakan, pihaknya menemukan adanya minuman beralkohol di dalam mobil yang dikemudikan YB.
Namun pihaknya masih melakukan pengembangan apakah sang pengemudi mengkonsumsi minuman tersebut saat berkendara.
"Kami masih berkoordinasi dengan dokter di rumah sakit, apakah sang pengemudi dalam pengaruh alkohol itu dari hasil pemeriksaan dokter," katanya.
"Namun ada dugaan pengemudi mengkonsumsi minuman keras. Tadi kami temukan ada minuman beralkohol di dalam mobil," ungkapnya.
Sementara itu, Feri, petugas kebersihan yang saat kejadian berada tak jauh dari lokasi mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada sekira pukul 06.00 WIB.
Saat dirinya sedang membersihkan taman Catur di Jalan Ahmad Yani ia mendengar suara benturan keras dari arah jalan.
Ketika ia mendatangi lokasi, ia melihat Kecelakaan tersebut telah terjadi.

Feri mengatakan, terdapat satu unit taksi, satu mobil pribadi, serta dua unit kendaraan roda dua yang terlibat kecelakaan itu.
Mobil taksi berwarna biru mengalami ringsek parah dibagian depan dan belakang, sementara mobil pribadi berwarna abu - abu mengalami ringsek bagian depan.
Selain itu, terdapat dua orang pengendara sepeda motor yang terkapar di jalanan, seorang wanita dan seorang pria.
"Yang perempuan itu kelihatannya parah, infonya meninggal, kalau yang laki - laki bisa bangun. Untuk pengendara mobil sama taksinya itu kelihatannya tidak terlalu parah," ujarnya.
Kecelakaan yang terjadi Bundaran Digulis Untan Pontianak dan menyebabkan korban jiwa menjadi sorotan Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar.
Menurut politisi PAN ini, ada beberapa penyebab kecelakaan tersebut selain daripada memang faktor SDM yang mengendarai.
Diantaranya ialah faktor penerangan dan peluang jalan sepi sehingga pengendara memacu kendaraan dengan cepat.
"Sebenarnya jalan kita sudah lebar dan bagus, ada masanya kendaraan penuh maka kemacetan terjadi. Namun ketika sepi, jalan lebar dapat memacu kendaraan lebih cepat tanpa kontrol, disini titik lemahnya," ujarnya, Selasa 15 Juni 2021.

Untuk itu, Bang Zul sapaan akrabnya mendorong agar ada penambahan pita penggaduh dengan ukuran yang disesuai dan tidak terlalu tinggi sehingga bisa mengontrol kecepatan kendaraan.
"Sekarang saat ini memang harus dipasang pita penggaduh jaraknya mendekati lampu merah semakin banyak, frekuensinya ditambah, agar mengontrol kecepatan," ujarnya.
"Kalau memang sekiranya ada pohon yang besar dikiri kanan perlu dipangkas, memang sebaiknya dipangkas supaya jarak pandang masyarakat luas, karena kalau malam atau subub hari pandangan terbatas. Artinya diperlukan penerangan yang baik," tambahnya.
Selain itu, Ketua Fraksi AKB ini pun mendorong agar adanya pemaksimalan CCTV di Kota Pontianak.
"Terkait pemasangan CCTV harusnya sudah lama dipasang, karena ini daerah protokoler, padahal katanya CCTV mau dipasang di 300an titik," katanya.
"Saya harap terkoneksi antara cctv kepolisian dan dishub, juga diluar rumah warga dan kantor yang bersedia agar pemerintah mengakses guna keamanan," pintanya.
"Kita berharap CCTV cepat dipasang, jangan sampai terulang. Harusnya dari pintu masuk ke Pontianak juga Mapolda sudah ada peringatan, aba-aba untuk kurangi kecepatan, dan juga rambu lalu lintas," jelasnya.
Lebih lanjut, ia pun meminta untuk daerah protokol yang memerlukan tingkat perhatian khusus pemerintah diperlukan peningkatan pengawasan.
Termasuk guna mencegah kecelakaan oleh tronton atau mobil kontainer. Ia berharap tidak terjadi kembali di Kota Pontianak. (Ridho/Fery)