Cerita Dibalik Gambar Kaleng Biskuit Khong Guan, Kenapa Tak Ada Orangtua Laki-laki?

Cerita Dibalik Gambar Kaleng Biskuit Khong Guan, Kenapa Tak Ada Orangtua Laki-laki?

Editor: Nasaruddin
Kompas.com/Kistyarini
Lukisan pada kaleng biskuit Khong Guan karya Bernardus Prasodjo.(Kompas.com/Kistyarini) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kaleng biskui Khong Guan tetu sudah sangat dikenal.

Terlebih gabar pada kalengnya sering dijadikan meme atau bahan bercanda lainnya.

Tak hanya berisi roti, kadang kaleng biskuit ini diisi dengan rengginang dan pangan lokal lainnya.

Hal yang melegenda dari kaleng biskuit Khong Guan adalah lukisan ibu dan dua anaknya yang sedang menikmati teh dan biskuit.

Baca juga: Apa Itu Gaslighting yang Disebut Lebih Parah dari Ghosting?

Uniknya, tidak ada ayah dalam lukisan itu.

Berikut Cerita di Balik Pembuatannya

Melansir Kompas.com, 3 Juni 2020, pelukis gambar Khong Guan adalah Bernardus Prasodjo.

Bernadus mengaku, sebenarnya dia tidak tahu persis alasan ketiadaan sosok ayah dalam gambar itu.

Meski demikian ia memiliki sebuah teori.

"Menurut saya itu cara untuk mempengaruhi ibu rumah tangga supaya membeli. Jadi yang penting ada ibunya di situ. Karena yang belanja ibunya kok," jawab Bernardus.

Bernardus pun menuturkan proses pembuatan gambar itu.

Awalnya ia membuat sketsa dengan komposisi gambar sesuai pesanan.

"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau gak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," tutur Bernardus.

Baca juga: Apa Itu Badai Sitokin? Kondisi yang Dialami Raditya Oloan Sebelum Meninggal Dunia

Cerita pembuatan gambar

Lukisan itu dia buat sekitar tahun 1970-an.

Waktu itu, dia mendapat pesanan untuk gambar itu dari sebuah perusahaan separasi film.

"Mereka pesan banyak sekali gambar ke saya. Salah satunya Khong Guan itu," kata Bernardus.

Adapun inspirasinya adalah sebuah potongan gambar dari sebuah majalah yang sudah lusuh.

Dia diberi contoh gambar itu, lalu mengikuti arahan yang diberikan pihak pemesan agar sesuai dengan keinginan mereka.

Menurut Bernardus, gambar yang sampai saat ini menghiasi kaleng biskuit Khong Guan itu tidak banyak berbeda dengan gambar contoh yang disodorkan padanya.

"Ya cuma ini bajunya warna kuning, yang ini merah. Kemudian anaknya yang ini rada digeser ke mari, yang ini jadi pegang biskuit. Ya begitu aja," papar dia.

Awal karier

Bernadus Bernardus menuturkan dia mengawali karier sebagai pelukis profesional sejak menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung.

"Yang penting dari pekerjaan-pekerjaan semacam itu, bisa punya rumah, bisa punya mobil," kata dia.

Dia tinggal di kos di Jalan Lengkong Kecil Bandung bersebelahan dengan kantor redaksi Aktuil, sebuah majalah musik terkenal saat itu.

"Kami suka main ke situ, bantu-bantu buat ilustrasi. Keterusan. Lama-lama kuliahnya ketinggalan," ungkap Bernadus.

Di sana dia mulai mendapat pesanan komik, yang lama-lama semakin banyak.

Mulai dari komik, dia mendapat pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka.

"Dulu, saya ke supermarket, itu bangga sekali. Hampir semua etiket-etiket yang laku itu, saya yang bikin. Tetapi, makin ke sini, makin sedikit," tutur Bernardus.

Sejarah Khong Guan Biskuit

Khong Guan termasuk produk terkenal di Indonesia, jangkauannya hingga ke desa-desa seperti saat Lebaran. 

Walaupun terkenal di Indonesia, ternyata sebenarnya Khong Guan berasal dari Singapura.

Dikutip dari laman resmi Khong Guan, Khong Guan didirikan oleh imigran asal Fujian, China yakni kakak-beradik Chew Choo Keng dan Chew Choo Han.

Mereka datang ke Singapura untuk mencari nafkah agar bisa menghidupi keluarga mereka di China dan menemukan pekerjaan di pabrik biskuit lokal.

Namun, ketika Jepang menginvasi Singapura memaksa kedua bersaudara itu untuk berlindung di Perak, Malaysia.

Di sana keduanya membuat biskuit dengan tangan untuk dijual.

Namun, keduanya sempat mengalami kendala dalam membuat biskuit lantaran kesulitan mendapatkan pasokan tepung dan gula.

Akhirnya, mereka beralih menjual garam dan sabun.

Semua dilakukan dalam upaya untuk melanjutkan mata pencaharian mereka di masa perang.

Setelah Jepang angkat kaki dari Singapura, mereka pun kembali ke negara itu dan memulai usaha biskuit lagi.

Awal kesuksesan Khong Guan

Awal dari kesuksesan biskuit Khong Guan yakni ketika Chew Choo Han secara kebetulan menemukan beberapa mesin pembuat biskuit yang sudah tua dan rusak akibat perang yang dijual sebagai sisa dari pabrik tua tempat mereka dulu bekerja.

Dia segera membelinya dan membuat mekanisme produksi biskuit secara semi-otomatis menggunakan rantai sepeda untuk memindahkan biskuit pada sistem konveyor.

Hal ini membuat kapasitas produksi dan penjualan biskuit meningkat pesat.

Pada 1947, Khong Guan Biscuit Factory (Singapore) Limited diresmikan di Singapura.

Selanjutnya, pabrik-pabrik biskuit Khong Guan mulai didirikan di sejumlah negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia.

Di awal 1980-an, pabrik Khong Guan didirikan di beberapa kota pesisir di China.

Di Indonesia, produk Khong Guan antara lain Malkist rasa abon, Malkist Crackers, Khong Guan Saltcheese Combo, dan yang paling terkenal adalah Khong Guan Red Assorted Biscuits.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah dan Alasan Tidak Ada Ayah dalam Gambar Kaleng Khong Guan "
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Rizal Setyo Nugroho

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved